TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Korea Selatan pada Jumat, 16 September 2022, mengecam penggunaan doktrin nuklir Korea Utara yang pertama. Doktrin tersebut, terungkap pada bulan ini menyusul naiknya ketegangan dan ketidakstabilan.
Washington pun bersumpah akan terus mengerahkan dan melatih asset-aset strategis untuk menangkal tindakan Pyongyang.
Baca Juga:
Sebelumnya pada pekan lalu, Korea Utara secara resmi mengabadikan dalam undang-undang baru hak untuk menggunakan serangan nuklir sebagai bentuk melindungi diri sendiri. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuat status nuklirnya tidak dapat diubah dan melarang pembicaraan denuklirisasi.
Para pengamat mengatakan Pyongyang tampaknya bersiap melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, setelah pertemuan bersejarah dengan Amerika saat itu. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2018 gagal membujuk Kim untuk meninggalkan pengembangan senjatanya.
Dalam pernyataan bersama, Amerika Serikat dan Korea Selatan menegaskan kembali bahwa dimulainya kembali uji coba nuklir akan ditanggapi dengan tanggapan seluruh pemerintah yang kuat dan tegas dan kedua negara bersiap untuk semua skenario yang mungkin.
Dalam sebuah pernyataan bersama setelah digelar sebuah rapat tingkat wakil menteri atau yang dinamai Extended Deterrence Strategy and Consultation Group (EDSCG), Amerika Serikat menegaskan kembali komitmennya yang kuat untuk membela Korea Selatan. Negeri Abang Sam tersebut, juga mengatakan setiap serangan nuklir dari Korea Utara akan dibalas dengan keras dan tegas.
"Kami berkomitmen terus berusaha menggunakan semua elemen kekuatan nasional kedua negara untuk memperkuat postur pencegahan Aliansi," demikian bunyi pernyataan bersama EDSCG.
Dalam pernyataan itu, disebutkan pula kalau Amerika Serikat berkomitmen memperkuat koordinasi dengan Korea Selatan untuk terus mengerahkan dan menggunakan aset strategis di kawasan secara tepat waktu dan efektif. Hal itu untuk mencegah dan menghadapi langkah dari Korea Utara serta meningkatkan keamanan regional.
Pernyataan bersama itu, merujuk pada latihan gabungan jet tempur F-35A pada Juli 2022 dan pengerahan USS Ronald Reagan Carrier Strike Group yang akan datang ke kawasan (semenanjung Korea) sebagai wujud nyata dari komitmen Amerika Serikat.
Disebutkan bahwa delegasi EDSCG telah memeriksa pembom strategis B-52 Amerika Serikat dan menyebut kedua negara akan berupaya meningkatkan kesiapan strategis melalui peningkatan berbagi informasi seperti, pelatihan dan latihan. Mereka juga berjanji akan memperkuat kemampuan dan postur respons rudal aliansi.
REUTERS
Baca juga: Legislator Top China ke Korea Selatan, Upaya Seoul Tetap Dekat Beijing dan Washington
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.