TEMPO.CO, Jakarta - Perampokan bank menjadi preseden di Lebanon setelah para deposan yang frustasi menuntut uang mereka sendiri yang dibekukan oleh pemerintah akibat krisis ekonomi. Pada Jumat 16 September 2022, setidaknya terjadi tiga kali percobaan perampokan bank di sejumlah bank di kota-kota Lebanon.
Ini menjadi kasus kelima insiden serupa sejak Rabu lalu.
Seorang pria dengan pistol mainan dan jerigen bahan bakar ditangkap setelah merampok sebuah bank Lebanon di kota selatan Ghazieh, kata seorang sumber keamanan. Ketika cabang bank Byblos dibuka di kota selatan Ghaziyeh, seorang deposan, yang dilaporkan berusia 50-an, menyerbu tempat itu bersama putranya yang sudah dewasa.
Dia mengancam karyawan bank dengan pistol, yang menurut saluran televisi Lebanon mungkin mainan, dan menuntut tabungannya. "Dia menumpahkan satu jerigen bahan bakar di lantai," kata seorang penjaga keamanan bank seperti dilansir France24.
Pria itu berjalan pergi dengan sekitar US$19.000, dan menyerahkan diri ke polisi beberapa saat kemudian ketika massa terbentuk di depan bank untuk mendukungnya.
Sementara itu, seorang pria bersenjata memasuki cabang bank BLOM di lingkungan Tariq al-Jdideh di ibu kota Libanon untuk mengambil simpanannya. Hal itu diungkapkan bank kepada Reuters dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa situasinya terkendali.
Pria yang diidentifikasi sebagai Abed Soubra, disemangati oleh massa yang berkumpul di luar - sebuah adegan yang telah terjadi di beberapa insiden semacam itu.
"Dia pedagang dan dia benar karena orang membutuhkan uang darinya. Apa yang harus dia lakukan? Masuk penjara karena orang membutuhkan uang darinya sementara dia punya uang di bank?" kata Rabih Kojok, warga setempat dari luar bank.
Pasukan keamanan sedang bernegosiasi dengan Soubrauntuk mengamankan jalan keluarnya dari gedung, kata BLOM, menambahkan mereka yakin dia telah menyerahkan senjatanya kepada pasukan keamanan.
Dalam insiden ketiga, seorang pria bersenjatakan senjata pelet memasuki cabang Bank LGB di daerah Ramlet al-Bayda di Beirut. Ia berusaha menarik tabungan sekitar $50.000, kata seorang karyawan bank, seraya menambahkan bahwa situasi terus berlanjut dan bahwa karyawan serta pelanggan terjebak di dalam.