TEMPO.CO, Jakarta - Presiden China Xi Jinping memperingatkan pihak asing agar tidak ikut campur mengenai masalah Taiwan. Pernyataan Pemimpin Komunis China itu muncul dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 15 September 2022, di tengah hubungan kedua negara yang memanas dengan Barat.
"China sangat menentang kekuatan separatis yang membela 'kemerdekaan Taiwan', serta menolak campur tangan asing. Tidak ada negara yang berhak bertindak sebagai hakim dalam masalah Taiwan," kata Xi Jinping, dikutip dari TASS, Jumat, 16 September 2022.
Ketegangan di Selat Taiwan baru-baru ini meningkat dipicu kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi. China telah mengadakan latihan di sekitar pulau itu setelah lawatan politikus top AS bulan lalu.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri. Beijing menganggap anjangsana Pelosi ke Taiwan sebagai intervensi urusan dalam negeri.
Amerika Serikat menuding China telah menggunakan perjalanan Pelosi sebagai alasan untuk mengubah status quo yang membahayakan perdamaian. Washington berulang kali menjelaskan pada China bahwa pendekatannya terhadap Taiwan tidak berubah, termasuk komitmen AS terhadap kebijakan "Satu-China".
Putin dan Xi Jinping terakhir bertemu pada Februari ketika presiden Rusia mengunjungi Beijing untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin ke-24. Dalam pertemuan kemarin, Putin secara eksplisit mendukung China soal Taiwan dan menyalahkan AS sebagai provokator ketegangan yang terjadi.
"Kami secara tegas mematuhi prinsip 'Satu-China'. Kami mengutuk provokasi oleh Amerika Serikat dan satelit mereka di Selat Taiwan," kata Putin dilansir Reuters.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengutuk Putin atas pernyataan tersebut. Taipei menyebut Rusia satu perkoncoan dengan Rusia dalam membuat pernyataan palsu yang secara internasional meremehkan kedaulatan Taiwan.
Selain membahas Taiwan dan beberapa urusan bilateral secara spesifik, pertemuan Putin dan Xi juga turut membahas ketegangan geopolitik di Eropa akibat invasi Moskow ke Ukraina. Pemimpin Rusia berterima kasih kepada Xi karena sudah seimbang dalam menilai "operasi militer" ke Ukraina.
Baca: Putin dan Xi Jinping Bertemu di Uzbekistan, Saling Dukung dan Kecam Arogansi AS
REUTERS | TASS