TEMPO.CO, Jakarta - Seorang hakim federal yag ditunjuk ketika Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, pada Kamis waktu setempat menunjuk seorang hakim veteran yang hampir pensiun untuk menjadi arbiter independen dalam penyelidikan kriminal terhadap keberadaan dokumen rahasia di rumah Trump di Florida.
Seperti dilansir France24 Jumat 16 September 2022, Hakim Distrik AS Aileen Cannon memberi wewenang kepada master khusus bernama Hakim Raymond J. Dearie dari Pengadilan Distrik Federal untuk Distrik Timur New York.
Dearie akan memiliki wewenang untuk menyaring lebih dari 11.000 catatan yang diambil dalam penggeledahan 8 Agustus lalu di Mar-a-Lago. Cannon menetapkan batas waktu 30 November sebagai tenggat pekerjaan Dearie dan timnya.
Langkah itu merupakan pukulan bagi Departemen Kehakiman AS, karena hampir pasti akan menunda penyelidikannya secara signifikan. Lembaga itu sedang menyelidiki apakah mantan presiden Trump secara tidak sah menyimpan catatan pertahanan nasional atau menghalangi upaya berulang-ulang oleh pejabat federal untuk mengambilnya kembali.
Dalam putusan setebal 10 halaman, Cannon juga menolak mengizinkan Departemen Kehakiman AS untuk melanjutkan penggunaan 100 dokumen yang ditandai sebagai rahasia, yang disita FBI di rumah Trump pada bulan lalu.
Kendati demikian, meski putusan Hakim Cannon merupakan kemenangan bagi Trump dan tim hukumnya, dia juga memberikan dua konsesi yang signifikan kepada pemerintah AS.
Dia mengatakan, bahwa Hakim Dearie pertama-tama harus mengevaluasi dokumen yang ditandai rahasia dan "setelah itu mempertimbangkan penyesuaian segera atas perintah pengadilan yang diperlukan." Itu meningkatkan kemungkinan Hakim Dearie dapat dengan cepat mengeliminasi dokumen itu dari pemeriksaannya, sehingga FBI dapat kembali menggunakan dalam penyelidikan kriminalnya.
Hakim Cannon juga mengklarifikasi larangan sementaranya atas penyelidikan Departemen Kehakiman. Meski departemen tidak dapat menunjukkan dokumen yang disita kepada dewan juri atau meminta saksi memberi tahu tentang isinya, katanya, FBI dapat terus menyelidiki “perpindahan dan penyimpanan materi yang disita, termasuk dokumen yang ditandai sebagai rahasia, tanpa membahas isinya.”