Kondisi itu sebenarnya sudah diperkirakan oleh pemerintah Filipina awal tahun ini, saat Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina mengumumkan bahwa target investasi sektor pertambangan Filipina diturunkan dari US$ 1 miliar (Rp 12 triliun) menjadi US$ 800 juta (Rp 9,6 triliun).
OceanaGold Corp perusahaan tambang emas asal Australia menunda proyek pertambangan tembaga-emas Didipio. Berong Nickel Corp, salah satu unit usaha perusahaan tambang Toledo Mining Corp asal Inggris menghentikan sementara kegiatannya di Pulau Palawan dan memecat 600 pekerja.
Kemudian Philex Mining Corp., Lepanto Consolidated Mining Co., dan Manila Mining Co., mengumumkan rencana peningkatan modal masing-masing sebesar 60 persen, 100 persen, dan 67 persen dengan menerbitkan saham.
International Finance Corp, perusahaan investasi milik Bank Dunia mengatakan walaupun faktor-faktor fundamental industri pertambangan di Asia kuat, tetapi permintaan logam dunia saat ini sedang turun.
Biro Pertambangan dan Geosains Filipina memperkirakan negara itu memiliki cadangan 83 miliar ton biji mineral (7.9 miliar ton di antaranya tembaga dan 815.3 juta ton nikel), dan empat miliar ton emas.
AFP | RONALD