TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Sekjen PBB Antonio Guterres pada Rabu, 14 September 2022. Kremlin dalam keterangan menyebutkan kedua pemimpin itu utamanya membahas soal kesepakatan gandum dan konflik Ukraina.
Guterres mengatakan pada Presiden Putin soal kebijakan-kebijakan yang sedang dilakukan PBB agar setiap larangan ekspor bahan pertanian dan pupuk dari Rusia bisa dicabut. PBB dan Rusia juga sepakat akan bekerja sama lebih erat untuk memastikan ketahanan pangan dunia.
Polisi Ukraina berpatroli di kota Izium, yang baru-baru ini dibebaskan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, di wilayah Kharkiv, Ukraina 14 September 2022. REUTERS/Gleb Garanich
Guterres dan Presiden Putin juga membahas situasi di PLTN Zaporozhye, yang mensuplai sebagian besar energi ke Eropa. PLTN itu berlokasi di Ukraina, namun sejak Maret 2022 dikuasai oleh Rusia.
Moskow sudah berulang kali menuduh tentara Ukraina menghujani tembakan ke arah PLTN tersebut, yang bisa menyebabkan bencana nuklir seperti kasus Chernobyl. Kyiv menolak tuduhan Rusia tersebut dan malah menuduh Rusia atas serangkaian insiden di fasilitas tersebut kendati sudah berada dibawah kendali Moskow.
Pada Rabu, 14 September 2022, Presiden Putin juga menyambut positif upaya Badan Energi Atom Internasional atau IAEA karena telah berkontribusi pada keamanan PLTN. Putin juga menjabarkan sejumlah kebijakan yang telah dilakukan Rusia untuk memastikan terciptanya keamanan. IAEA mengutus sebuah tim ke PLTN Zaporozhye pada 1 September 2022 lalu.
Temuan hasil tim investigasi PBB juga didiskusikan oleh Guterres dan Presiden Putin, terkait serangan di sebuah pusat penahanan Ukraina dekat
Sebelumnya dilaporkan Pasukan Rusia telah menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Zaporozhye di Ukraina pada Jumat, 4 Maret 2022. Serangan itu memicu kebakaran di fasilitas PLTN terbesar di Eropa tersebut dan langsung memicu tuduhan dari Kiev kalau Moskow telah melakukan teror nuklir.
Dari video yang beredar tampak terjadi terjadi tembak-menembak kemudian terjadi kebakaran di satu titik lokasi. Namun, unggahan terbaru di akun youtube milik PLTN Zaporizhzhia, situasi terlihat sudah tenang, juga tidak terlihat kobaran api lagi. PLTN yang terdiri dari enam reaktor nuklir itu dilaporkan sudah dikuasai Rusia namun tetap berjalan di bawah operator yang lama.
Sumber: RT.com
Baca juga: Kian Akrab, Erdogan dan Raja Salman Kembali Bertelepon
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini