Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Sebab Ethiopia Tidak Pernah Dijajah

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Teddy Dan, seorang seniman dan musisi Rastafarian asal Jamaika menyelesaikan mural di dinding rumahnya di Shashamene, Ethopia, 26 Januari 2017. Carl Court/Getty Images
Teddy Dan, seorang seniman dan musisi Rastafarian asal Jamaika menyelesaikan mural di dinding rumahnya di Shashamene, Ethopia, 26 Januari 2017. Carl Court/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Antara 1881 hingga 1914, terjadi momentum scramble for Africa atau perebutan Afrika, mengutip World Atlas. Ini mengakibatkan gerakan kolonisasi oleh kekuatan Eropa menyebar luas ke seluruh negara bagian benua Afrika. Sekitar 90 persen wilayah Afrika berada di bawah kendali Eropa pada 1914. Namun, Ethiopia berhasil menjadi negara Afrika yang tidak pernah dijajah. 

Kolonialisme diketahui sebagai suatu usaha negara melakukan kontrol dan dominasi atas negara lain. Penjajahan Eropa di Afrika dilakukan melalui tekanan diplomatik, bujukan agresif, dan invasi militer. Tujuannya antara lain untuk mencari kekayaan, eksplorasi sumber daya alam, penyebaran agama, dan imperialisme. Lantas, mengapa Ethiopia berhasil lolos dari penjajahan? 

Alasan Ethiopia Tidak Pernah Dijajah 

Ethiopia, sebelumnya bernama Abyssinia, adalah salah satu negara tertua di dunia. Dalam Alkitab versi King James dari Kerajaan Aksum menyebutkan bahwa negara ini sudah ada sekitar 400 SM. Bersama dengan Roma, Persia, dan Cina, Aksum dianggap sebagai salah satu dari empat kekuatan besar pada zaman itu. 

Para peneliti sepakat bahwa Ethiopia tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Pendudukan Italia pada 1936-1941 tidak dianggap sebagai penjajahan karena tidak menghasilkan pemerintahan kolonial yang langgeng.

Melansir ThoughtCo, Italia menginvasi Ethiopia pada 1895. Dalam Perang Italia-Ethiopia pertama (1895-1896), pasukan Ethiopia mencatat kemenangan telak atas pasukan Italia pada Pertempuran Adwa pada 1 Maret 1896. Pada 23 Oktober 1896, Italia menyetujui Perjanjian Addis Ababa, mengakhiri perang dan mengakui Ethiopia sebagai negara merdeka. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pun pada 3 Oktober 1935, diktator Italia Benito Mussolini memerintahkan invasi kedua ke Ethiopia. Pada 9 Mei 1936, Italia berhasil mencaplok Ethiopia. Tidak sampai 5 Mei 1941, Ethiopia memperoleh kemerdekaannya kembali. 

Peneliti dari Universitas Curtin, Yirga Gelaw Woldeyes, menyatakan kemenangan Ethiopia terhadap tentara Italia berkat kegigihan para pejuang tradisional, petani, dan pengembala. “Hasil pertempuran ini memastikan kemerdekaan Ethiopia dan menjadikannya sebagai negara di Afrika yang tidak pernah dijajah,” tulisnya di Quartz Africa. 

Selain itu, menurut MC’t Hart dalam penelitiannya berjudul Why was Ethiopia not colonized during the late-nineteenth century 'Scramble for Africa'?, setidaknya ada tiga alasan kuat mengapa Ethiopia tidak pernah dijajah. Ketiganya adalah berkat struktur pertanian yang sehat, kondisi lingkungan yang menguntungkan, serta proses sejarah pembentukan negara yang sudah selama berabad-abad. 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Tak Pernah Dijajah, Taliban Membuat Afganistan Terpuruk

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

11 jam lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

13 jam lalu

Pandangan umum gerbang kota Porta Garibaldi, setelah pemerintah Italia memberlakukan lockdown di utara negara itu, di Milan, Italia, Ahad, 8 Maret 2020. Karantina diberlakukan setelah jumlah kasus virus corona melonjak 25% dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57% menjadi 366. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.


Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

16 jam lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.


Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202


Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

5 hari lalu

Danau Como, Italia. Unsplash.com/Lewis J Goetz
Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian


Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

7 hari lalu

Reruntuhan Pemandian Kuno Caracella di Roma, Italia (Pixabay)
Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.