TEMPO.CO, Jakarta - Istana Buckingham yang mewah merupakan kediaman resmi pemerintah kerajaan Inggris di London sejak 1837 dan kini juga merupakan markas administrasi monarki. Namun ternyata istana megah ini pernah dibom oleh Jerma 82 tahun lalu, tepatnya pada 13 September 1940.
Perang dunia yang berlangsung dari1939 hingga 1945 itu tak hanya mempengaruhi warga biasa, namun juga kerajaan Inggris. Istana Buckingham selama perang dunia ini telah diserang beberapa kali.
Istana Buckingham Dibom Tentara Jerman
Dilansir dari independent.co.uk, pada 9 September 1940 sebuah bom seberat 50 kilogram jatuh di halaman istana, namun tidak meledak. Tak menyerah, beberapa hari setelahnya pada 13 September 1940, seorang perampok Jerman menjatuhkan lima bom, dua di antara bom tersebut meledak di segi empat bagian dalam istana di mana saat itu raja George VI dan Ratu Elizabeth berada di kediaman.
Bom ketiga menghantam kapel kerajaan di sayap Selatan istana dan bom keempat dijatuhkan di halaman depan. Sedangkan bom terakhir jatuh di dekat memorial Ratu Victoria. Tentu 5 bom tersebut membuat istana porak-poranda dan jendela-jendela hancur.
Serangan tersebut membuat tiga pekerja istana terluka, namun Raja George dan Ratu berhasil melarikan diri tanpa cedera. Raja dan Ratu disarankan oleh Kantor Luar Negeri untuk segera meninggalkan negara itu. Namun mereka menolak dengan teguh dan menunjukkan keberanian dan komitmen terhadap Inggris.
Disarikan dari royal.uk, sebuah surat yang ditulis oleh Ratu Elizabeth Ibu Suri kepada Ratu Mary menceritakan momen pengeboman tersebut.
Keluarga kerajaan dan pekerja mendengar suara bising pesawat dengan kecepatan tinggi dan disusul dengan bom dijatuhkan. Semuanya terjadi begitu cepat, mereka hanya saling memandang dengan bodohnya, lalu tiba-tiba bom tersebut meledak dengan dahsyat di segi empat istana.
"Saya melihat kepulan besar asap dan tanah terlempar ke udara. Kemudian kami semua merunduk dengan cepat lalu terjadi ledakan hebat lainnya. Sangat mengherankan insting seseorang bekerja pada saat-saat bahaya besar itu. Karena tanpa berpikir, kami segera menjauh dari jendela. Semua orang tetap sangat tenang, dan kami pergi ke tempat penampungan," tulisnya dalam surat tersebut.
Dikutip dari britishheritage.com, ia menyatakan kepada rakyatnya "Anak-anak tidak akan pergi kecuali saya pergi. Saya tidak akan pergi kecuali ayah mereka pergi, dan Raja tidak akan meninggalkan negara dalam keadaan apa pun, apa pun," kata sang ratu.
Beberapa hari setelah itu, bom beberapa kali kembali menghantam Istana Buckingham, namun keluarga kerajaan bersikeras tetap tinggal. Mengetahui fakta bahwa keluarga kerajaan secara terbuka bersikeras untuk tetap tinggal, Istana Buckingham menjadi target yang menggoda untuk serangan-serangan lain dari Jerman. Namun usaha mereka tidak berhasil. Terlepas dari sejumlah besar upaya yang dilakukan, Istana Buckingham yang diserang hanya memiliki kerusakan yang relatif sedikit.
ANNISA FIRDAUSI
Baca: Berduka Istana Buckingham Dipenuhi Buket Bunga Pasca Meninggalnya Ratu Elizabeth
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.