TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan meletus antara pasukan Azerbaijan dan Armenia dipicu perebutan wilayah Nagorno-Karabakh, yang sudah puluhan tahun disengketakan, Senin malam, 12 September 2022.
Azerbaijan, yang kembali memegang kendali penuh atas wilayah itu dalam konflik enam minggu pada 2020, mengakui adanya korban di antara pasukannya. sementara Armenia tidak menyebutkan kerugian, tetapi mengatakan bentrokan berlanjut semalam.
Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pecahnya pertempuran.
"Beberapa posisi, tempat perlindungan dan titik-titik yang diperkuat dari angkatan bersenjata Azerbaijan ... berada di bawah tembakan intens dari senjata berbagai kaliber, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip kantor berita Rusia.
"Akibatnya, ada korban personel dan kerusakan infrastruktur militer."
Azerbaijan juga menuding pasukan Armenia terlibat dalam kegiatan intelijen di perbatasannya, memindahkan senjata ke daerah itu dan pada Senin malam telah melakukan operasi pemasangan ranjau.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan, "Penembakan intensif terus berlanjut - dimulai sebagai akibat dari provokasi skala besar oleh pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan respons yang proporsional."
Konflik pertama pecah pada akhir 1980-an ketika kedua belah pihak berada di bawah kekuasaan Soviet dan pasukan Armenia merebut sebagian besar wilayah di dekat Nagorno-Karabkah - yang telah lama diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, tetapi dengan populasi Armenia cukup besar.
Azerbaijan mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dalam pertempuran tahun 2020, yang berakhir dengan gencatan senjata ditengahi Rusia dan ribuan penduduk kembali ke rumah setelah mengungsi.
Pemimpin kedua negara sejak itu bertemu beberapa kali untuk menuntaskan perjanjian membangun perdamaian abadi dan mengakhiri sengketa wilayah Nagorno-Karabakh
Reuters