TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pembicaraan pada Ahad mengenai masalah keselamatan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Dialog itu tidak berakhir dengan baik sebab kedua pemimpin saling menyalahkan soal siapa pihak yang bertanggung jawab atas eskalasi serangan di komplek pabrik terbesar di Eropa itu.
Kondisi di PLTN Zaporizhzhia terus menimbulkan kekhawatiran global. Sebelumnya, Rusia dan Ukraina saling menuduh soal siapa yang menembaki wilayah pabrik Zaporizhzhia. Kecemasan bencana nuklir yang diakibatkan radiasi menjadi perhatian.
Perbedaan pendapat antara Kremlin dan Istana Elysee mengenai situasi di PLTN Zaporizhzhia itu menyoroti sulitnya situasi di sana. Khususnya upaya kesepakatan untuk memastikan keamanan di lokasi.
"Pihak Rusia meminta perhatian pada serangan reguler Ukraina terhadap fasilitas pabrik, termasuk penyimpanan limbah radioaktif, yang penuh dengan konsekuensi bencana," kata sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web Kremlin, dilansir dari Reuters, Senin, 12 September 2022.
Kantor Presiden Rusia menyerukan "interaksi non-politisasi" mengenai masalah tersebut dengan partisipasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Dalam pernyata terpisah, kepresidenan Prancis mengatakan, pendudukan oleh pasukan Rusia di pabrik itu adalah masalah utama Zaporizhzhia.
"Dia (Macron) meminta pasukan Rusia menarik senjata berat dan ringan mereka darinya (Zaporizhzhia) dan rekomendasi IAEA diikuti untuk memastikan keamanan di lokasi," kata Elysee.
Adapun IAEA sebelumnya telah menyerukan zona keamanan untuk didirikan di sekitar lokasi. Pada Ahad, badan tersebut mengatakan bahwa saluran listrik cadangan ke pabrik telah dipulihkan.
Listrik eksternal yang dibutuhkan untuk mendinginkan reaktor dan mempertahankan dari risiko kehancuran kini sudah tersedia.
Sementara, Badan negara Energoatom sebelumnya mengatakan menghentikan operasi di pabrik sebagai langkah keamanan.
PLTN Zaporizhzhia di seberang sungai Dnipro dikuasai oleh pasukan Rusia tak lama setelah mereka menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Pertempuran di wilayah itu telah menjadi fokus perhatian perang dalam beberapa pekan terakhir.
Elysee lebih lanjut menyatakan, Macron akan tetap berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta direktur jenderal IAEA.
Presiden Macron juga diharapkan akan berbicara lagi dalam beberapa hari mendatang dengan Presiden Putin sehingga kesepakatan untuk menjamin keamanan di pembangkit listrik dapat ditemukan.
Baca juga: Parlemen Moskow Desak Presiden Rusia Vladimir Putin Mundur
REUTERS