TEMPO.CO, Jakarta - Raja Charles III menyampaikan pidato perdana usai sang ibu, Ratu Elizabeth II mangkat pada Kamis, 8 September 2022. Dalam pidatonya yang disiarkan semalam, Jumat, 9 September 2022, Raja Charles menyatakan janjinya melayani rakyat Inggris dan Persemakmuran dengan kesetiaan, rasa hormat dan cinta.
Dalam pidato yang direkam sebelumnya di Blue Drawing Room di Istana Buckingham pada Jumat sore waktu setempat, Raja Charles berbicara tentang kesedihannya atas kematian Ratu Elizabeth II yang disebutnya sebagai mama tersayang.
Raja berusia 73 tahun itu mengkonfirmasi bahwa putra sulungnya Pangeran William dan istrinya Kate akan menjadi Pangeran dan Putri Wales. Dia juga berbicara tentang cintanya kepada putra keduanya Pangeran Harry dan istrinya Meghan. Hubungan keluarga kerajaan dengan pasangan ini telah tegang sejak mereka memutuskan berhenti melakukan tugas-tugas anggota keluarga kerajaan. "Saya berbicara kepada Anda hari ini dengan perasaan duka yang mendalam," kata Raja Charles.
"Sepanjang hidupnya, Yang Mulia Ratu, ibu tercinta, adalah inspirasi dan contoh bagi saya dan semua keluarga saya. Kami berutang padanya, utang paling tulus yang dapat dimiliki setiap keluarga kepada ibu mereka, untuk cinta, kasih sayang, bimbingannya, pengertian dan contoh," ujar Raja Charles.
"Janji pelayanan seumur hidup itu saya perbarui kepada Anda semua hari ini," kata Raja Charles dalam pidato yang ditujukan kepada rakyat Inggris.
Raja Charles juga mengisyaratkan bahwa ia akan mengurangi kegiatannya di bidang lingkungan hidup. Sebagai raja, dalam konstitusi Inggris, ia diharapkan tetap netral secara politik.
"Tidak mungkin lagi bagi saya untuk memberikan begitu banyak waktu dan energi saya untuk amal dan masalah yang sangat saya pedulikan," katanya.
"Tapi saya tahu pekerjaan penting ini akan terus berlanjut di tangan orang lain yang dapat dipercaya."
Ratu Elizabeth meninggal di Kastil Balmoral pada hari Kamis, 8 September 2022. Saat itu, Raja Charles terbang dari helikopter dari Rumah Dumfries terdekat di Ayr untuk berada di sisi sang Ratu.
Raja Charles memberikan penghormatan kepada pengorbanan tugas ibunya, yang telah dimulai pada sejak 1947 atau ketika Ratu Elizabeth II berulang tahun ke-21.
"Dedikasi dan pengabdiannya sebagai penguasa tidak pernah goyah, melalui masa-masa perubahan dan kemajuan, melalui saat-saat suka dan duka, dan melalui saat-saat sedih dan kehilangan," katanya.
"Dalam kehidupan pelayanannya, kami melihat kecintaan yang abadi pada tradisi, bersama dengan pelukan kemajuan yang tak kenal takut, yang menjadikan kami besar sebagai bangsa. Kasih sayang, kekaguman, dan rasa hormat yang dia ilhami menjadi ciri khas pemerintahannya," ujar Raja Charles.
"Dan, seperti yang dapat disaksikan oleh setiap anggota keluarga saya, dia menggabungkan kualitas-kualitas ini dengan kehangatan, humor, dan kemampuan yang tak pernah salah untuk selalu melihat yang terbaik dari orang-orang."
"Saya menghormati kenangan ibu saya dan saya menghormati kehidupan pelayanannya. Saya tahu bahwa kematiannya membawa kesedihan besar bagi banyak dari Anda dan saya berbagi rasa kehilangan itu, tak terkira, dengan Anda semua."
Berjanji Mengabdi Sampai Mati
Sepanjang pidatonya selama sembilan menit, Raja Charles III menahan emosinya. Namun ia tampak sangat muram dalam kata-kata terakhir yang ditujukan kepada mendiang ibunya.
"Dan untuk Mama tersayang, saat Anda memulai perjalanan besar terakhir Anda untuk bergabung dengan almarhum Papa saya, saya hanya ingin mengatakan ini: terima kasih," katanya.
"Terima kasih atas cinta dan pengabdian Anda kepada keluarga kami dan keluarga bangsa-bangsa yang telah Anda layani dengan rajin selama ini."
Charles yang mengenakan setelan biru dan dasi biru muda, memandang ke depan. Ia juga mengindikasikan akan tetap di atas takhta sampai kematiannya.
"Seperti yang dilakukan Ratu sendiri dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, saya juga sekarang dengan sungguh-sungguh berjanji pada diri saya sendiri, sepanjang waktu yang Tuhan berikan kepada saya, untuk menegakkan prinsip-prinsip konstitusional di jantung bangsa kita," kata Raja Charles.
"Dan di mana pun Anda tinggal di Inggris, atau di alam dan wilayah di seluruh dunia, dan apa pun latar belakang atau kepercayaan Anda, saya akan berusaha melayani Anda dengan kesetiaan, rasa hormat, dan cinta, seperti yang saya lakukan sepanjang hidup saya."
William Jadi Duke of Cornwall
Dalam pidatonya itu, Raja Charles juga menyatakan William, putra sulung dari pernikahannya dengan mendiang Putri Diana, tidak akan lagi menggunakan gelar Duke of Cambridge. Ia akan mewarisi gelar ayahnya. "Sebagai pewaris saya, William sekarang mengambil gelar Skotlandia yang sangat berarti bagi saya," kata Raja Charles.
"Dia menggantikan saya sebagai Duke of Cornwall dan mengambil tanggung jawab untuk Duchy of Cornwall yang telah saya lakukan selama lebih dari lima dekade. Hari ini, saya bangga mengangkatnya sebagai Pangeran Wales, Tywysog Cymru, yang gelarnya sangat saya sanjung selama hidup dan tugas saya," ujar Charles.
"Dengan Catherine di sampingnya, Pangeran dan Putri Wales kita yang baru, saya tahu, akan terus menginspirasi, membantu membawa kaum marginal ke titik pusat di mana bantuan vital dapat diberikan."
Raja Charles juga menyebut soal Pangeran Harry. "Saya juga ingin mengungkapkan cinta saya kepada Harry dan Meghan karena mereka terus membangun kehidupan mereka di luar negeri," katanya.
Sebelumnya pada Jumat, Raja Charles melakukan perjalanan dengan istrinya Camilla Parker Bowles dari Kastil Balmoral ke Istana Buckingham di London. Dia mengatakan dalam pidatonya bahwa dia amat mencintai istrinya yang telah dinikahi selama 17 tahun, Camilla yang akan menjadi permaisuri yang baru. "Saya tahu dia akan membawa tuntutan peran barunya pengabdian yang teguh pada tugas yang sangat saya andalkan," katanya.
Baca: Perjalanan Ratu Elizabeth II Menduduki Posisi Pucuk Kerajaan Inggris
REUTERS | ABC