TEMPO.CO, Jakarta - Albania mengakhiri hubungan diplomatik dengan Iran dan telah memerintahkan diplomat Iran dan staf kedutaan untuk pergi dalam waktu 24 jam. Seperti dilansir Al Arabiya Kamis 8 September 2022, langkah ini menurut Perdana Menteri Albania Edi Rama diambil setelah penyelidikan serangan siber pada Juli,
"Pemerintah telah memutuskan dengan segera untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran," kata Rama dalam sebuah pernyataan video yang dikirim ke media.
"Tanggapan ekstrem ini sepenuhnya sebanding dengan gravitasi dan risiko serangan siber yang mengancam melumpuhkan layanan publik, menghapus sistem digital dan meretas catatan negara, mencuri komunikasi elektronik intranet pemerintah, dan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan di negara ini," ujar Rama.
Belum ada reaksi langsung dari kedutaan Iran di Tirana.
Amerika Serikat juga mengatakan pihaknya menyimpulkan setelah penyelidikan berminggu-minggu bahwa Iran berada di balik serangan siber 15 Juli. AS juga mengatakan akan mendukung sekutu NATO-nya.
"Amerika Serikat akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan yang mengancam keamanan sekutu AS dan menjadi preseden yang meresahkan bagi dunia maya," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Hubungan kedua negara tegang sejak 2014, ketika Albania menerima sekitar 3.000 anggota kelompok oposisi yang diasingkan, Organisasi Mujahidin Rakyat Iran. Organisasi yang juga dikenal dengan nama Farsi Mujahideen-e-Khalq, telah menetap di sebuah kamp di dekat Durres, pelabuhan utama negara itu.
Albania sebelumnya mengatakan telah menggagalkan sejumlah serangan yang direncanakan oleh agen Iran terhadap kelompok oposisi Iran.
"Penyelidikan mendalam memberi kami bukti tak terbantahkan bahwa serangan siber terhadap negara kami diatur dan disponsori oleh Republik Islam Iran melalui keterlibatan empat kelompok," kata Rama.
Pemerintah AS telah berada di lapangan selama berminggu-minggu dengan mitra sektor swasta untuk menyelidiki dan membantu Albania pulih dari serangan yang menghancurkan data pemerintah dan mengganggu layanan publik, kata Gedung Putih.
“Kami telah menyimpulkan bahwa Pemerintah Iran melakukan serangan siber yang sembrono dan tidak bertanggung jawab ini dan bertanggung jawab atas operasi peretasan dan kebocoran berikutnya,” katanya.
Amerika Serikat menyebut serangan ke Albania oleh Iran itu belum pernah terjadi sebelumnya. Washington menegaskan serangan ini melanggar norma masa damai untuk tidak merusak infrastruktur penting yang diandalkan publik.
Baca juga: Albania Tangkap Warga Rusia dan Ukraina yang Menyusup ke Pabrik Senjata Militer
AL ARABIYA