TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Israel menyerang Bandara Internasional Aleppo, Selasa, 6 September 2022. Kementerian Luar Negeri Suriah menganggap serangan terhadap infrastruktur sipil sebagai kejahatan perang.
"Serangan Israel yang berulang, terutama penargetan sistematis dan disengaja terhadap objek sipil di Suriah - yang terbaru adalah Bandara Internasional Aleppo kemarin - merupakan kejahatan agresi dan kejahatan perang menurut hukum internasional," kata Kemenlu Suriah, Rabu, 7 September 2022.
Serangan udara Israel merusak landasan pacu dan membuat situs bandara tidak dapat digunakan untuk kedua kalinya dalam seminggu.
"Israel harus dimintai pertanggungjawabannya," kata Kemenlu.
Israel mengintensifkan serangan di bandara Suriah untuk mengganggu pasokan udara Teheran untuk mengirimkan senjata ke sekutu di Suriah dan Lebanon termasuk Hizbullah, kata sumber diplomatik dan intelijen regional kepada Reuters.
Teheran telah mengadopsi transportasi udara sebagai sarana yang lebih andal untuk mengangkut peralatan militer ke pasukannya dan pejuang sekutunya di Suriah, menyusul gangguan pada jalur darat.
Serangan pekan lalu merusak bandara Aleppo tepat sebelum kedatangan pesawat dari Iran, kata seorang komandan aliansi regional yang didukung Iran kepada Reuters.
Ram Ben-Barak, ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Israel, mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan itu telah menjadi sinyal bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Serangan itu berarti bahwa pesawat-pesawat tertentu tidak akan bisa mendarat, dan sebuah pesan disampaikan kepada Assad: Jika pesawat-pesawat yang tujuannya adalah untuk mendorong terorisme mendarat, kapasitas transportasi Suriah akan dirusak," katanya kepada Ynet Radio.
Ben-Barak, seperti pejabat Israel lainnya, menolak untuk mengatakan apakah Israel benar-benar melakukan serangan ke Suriah tersebut.
Reuters