TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva angkat bicara tentang pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev yang meninggal dunia pekan lalu. Semasa hidupnya, Gorbachev dianggap pahlawan di Eropa namun tak sepenuhnya dicintai di negeri sendiri.
Dalam keterangannya kepada wartawan di rumah dinasnya, pada Rabu, 7 September 2022, Vorobieva menjelaskan tentang Gorbachev. Dia mengatakan Gorbachev adalah tokoh kontroversial yang menyebabkan pecahnya Uni Soviet.
Sebelum Uni Soviet bubar, masyarakatnya hidup aman, stabil, dan bangga terhadap negaranya sendiri. "Saya seorang diplomat muda saat Gorbachev masih menjadi pemimpin. Uni Soviet memang bukan masyarakat yang ideal, namun kami tidak seburuk seperti yang digambarkan Barat. Kami menikmati kehidupan yang aman, stabil, bangga dengan negaranya sendiri, yakin terhadap masa depan, menikmati fasilitas kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan memiliki nilai." ujar Vorobieva.
Vorobieva mengungkapkan, Gorbachev tidak melakukan yang terbaik. Perpecahan Uni Soviet adalah hasil dari tindakannya. "Dia bisa melakukan yang terbaik, karena hasilnya adalah perpecahan Uni Soviet. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa itu adalah tragedi besar bagi semua orang dibekas Uni Soviet," ujarnya.
Bagi masyarakat Rusia, tahun 1990-an adalah salah satu periode paling tragis yang pernah terjadi. Bahkan hal itu juga kemungkinan dirasakan oleh masyarakat di negara-negara bekas wilayah Uni Soviet. "Apa yang terjadi pada Ukraina sekarang, juga bagian dari akibat atas apa yang dilakukan Gorbachev sebelumnya," ujar Vorobieva diakhir wawancara.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyesali runtuhnya Uni Soviet di era Gorbachev. Lima tahun setelah mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000, Putin menyebut pecahnya Uni Soviet sebagai bencana geopolitik terbesar abad ke-20.
Putin membutuhkan lebih dari 15 jam setelah kematian Gorbachev untuk menerbitkan pesan belasungkawa. Ia mengatakan Gorbachev memiliki dampak besar pada jalannya sejarah dunia. Ia juga mengatakan sangat memahami bahwa reformasi diperlukan untuk mengatasi masalah Uni Soviet pada tahun 1980-an. Putin sendiri memutuskan tak hadir di pemakaman Gorbachev dengan alasan sibuk.
Baca: Putin: Dolar AS, Euro dan Pound Sterling Kini Tak Laku, Beralih ke Yuan
NESA AQILA | DEWI