TEMPO.CO, Jakarta - Jepang sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan kelompok pro-Rusia menyusul peretasan beberapa situs pemerintah. Hal ini diungkapkan Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada Rabu 7 September 2022.
Lebih dari 20 situs di empat kementerian pemerintah tidak dapat diakses pada Selasa malam. Namun Matsuno menegaskan 20 situs itu berhasil dipulihkan pada hari yang sama.
Pemerintah belum mengidentifikasi kebocoran informasi dan sedang mencari tahu apakah kegagalan itu disebabkan oleh serangan denial-of-service (DDoS), tambahnya. Dalam serangan DDoS, peretas berusaha membanjiri jaringan dengan volume lalu lintas data yang luar biasa tinggi untuk melumpuhkannya.
Agensi digital Jepang mengatakan dalam sebuah tweet bahwa layanan aplikasi online di portal administrasi e-Gov-nya juga mengalami masalah.
Kelompok pro-Rusia "Killnet" mengatakan di media sosial bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan itu, lapor televisi publik NHK.
"Kami menyadari bahwa kelompok peretas (Killnet) mengklaim berada di balik serangan, tetapi saat ini kami masih menyelidiki penyebab kegagalan, termasuk keterlibatannya," kata Matsuno pada jumpa pers harian.
Serangan itu untuk sementara memblokir akses ke situs web, termasuk portal administrasi e-Gov Badan Digital Jepang, kata NHK.
“Kami memahami bahwa kelompok peretas (Killnet) telah mengancam beberapa negara dari serangan siber. Dan beberapa mengatakan mereka terkait dengan pemerintah Rusia. Mengingat posisi kami sebagai pemerintah Jepang, kami tidak akan menanggapi itu.”
Baca juga: Guru Besar dari Jepang Ini Sebut Indonesia Tak Tegas soal China dan Rusia
REUTERS