TEMPO.CO, Jakarta - Moskow membeli amunisi artileri dari Korea Utara, demikian hasil investigasi Intelijen Amerika Serikat seperti dilaporkan New York Times. Berita ini menyusul kabar militer Rusia telah mulai menggunakan drone buatan Iran.
Pejabat pemerintah Amerika Serikat mengatakan kepada Times bahwa pembelian itu menunjukkan sanksi mulai menggigit dan mengurangi kemampuan Rusia untuk mempertahankan invasinya ke Ukraina.
Laporan pada Senin, 5 September 2022 itu, mengatakan keterangan intelijen yang namanya dirahasiakan tidak memberikan rincian pembelian oleh Rusia. Dia hanya menyatakan bahwa barang-barang itu termasuk peluru artileri dan roket.
"Rusia diperkirakan akan membeli lebih banyak peralatan seperti itu," tulis Times dikutip Reuters, Selasa, 6 September 2022.
Bulan lalu, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa drone buatan Iran telah mengalami "banyak kegagalan". Pejabat itu menyebut, Rusia kemungkinan besar berencana untuk mengakuisisi ratusan kendaraan udara tak berawak (UAV) Mohajer-6 dan seri Shahed.
Ukraina baru-baru ini melancarkan serangan balasan di beberapa lokasi, termasuk di sekitar Kherson, yang telah diduduki Rusia sejak awal invasi. Dalam persiapan untuk serangan itu, pasukan Ukraina menyerang daerah pasokan Rusia, termasuk yang berisi artileri dan amunisi.
Para pejabat AS mengatakan sanksi Barat membatasi kemampuan Rusia untuk mengganti kendaraan dan senjata yang hancur di Ukraina. Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa kali mengatakan operasi militer untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina sesuai rencana.
REUTERS