TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia mendukung pencabutan ambang batas pendapatan untuk beberapa pekerja migran sementara karena negara ini sedang kekurangan tenaga kerja, kata Menteri Keterampilan dan Pelatihan Brendan O'Connor.
Masalah migrasi terampil menjadi fokus pada pertemuan puncak pekerjaan pemerintah minggu ini di mana Perdana Menteri Anthony Albanese mendesak kompromi antara pengusaha dan serikat pekerja untuk mengatasi tantangan ekonomi utama negara itu.
Pemerintah mengumumkan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan menaikkan jumlah migran permanen menjadi 195.000 pada tahun ini, naik sebesar 35.000, untuk membantu bisnis yang kekurangan staf dan mengurangi ketergantungan pada pekerja jangka pendek.
Kekurangan staf telah diperburuk baru-baru ini oleh lamanya waktu pemrosesan visa di Australia, yang menyebabkan sekitar satu juta calon pekerja terjebak dalam ketidakpastian.
Berbicara di televisi ABC, O'Connor mengatakan pemerintah akan memeriksa peningkatan Ambang Pendapatan Migrasi Terampil Sementara, yang telah berada di 53.900 dolar setahun (Rp546 juta) sejak 2013.
"Saya pikir harus ada tindakan itu," katanya, tanpa mengomentari apakah batas tersebut harus dinaikkan menjadi A$65.000 (Rp660 juta) sejalan dengan kebijakan Partai Buruh kiri-tengah sebelum mengambil alih pemerintahan setelah pemilihan umum Mei.
"Ini adalah masalah yang kompleks dan kami perlu mencari tahu bagaimana kami menangani setiap sektor," kata O'Connor.
Kekurangan staf, baik di industri berketerampilan tinggi dan bergaji lebih rendah seperti perawatan lansia, agak sulit setelah pandemi Covid-19 menutup perbatasan Australia selama hampir dua tahun, dan banyak pekerja liburan dan pelajar asing pergi.
Tingkat pengangguran Australia sekarang berada di dekat level terendah 50 tahun di 3,4% dan kekurangan tenaga kerja telah berkontribusi pada lonjakan inflasi yang telah mengurangi upah riil.
Juga pada hari Minggu, O'Connor menolak klaim bahwa langkah tawar-menawar industri akan menyebabkan lebih banyak pemogokan di Australia.
Buruh sebelumnya mendukung proposal serikat pekerja untuk mempertimbangkan perundingan, yang memungkinkan pekerja lintas sektor bersatu untuk mendorong upah dan kondisi lebih baik.
Australia bersaing dengan ekonomi maju lainnya, seperti Jerman dan Kanada, untuk menarik lebih banyak imigran berketerampilan tinggi, karena populasi yang menua meningkatkan permintaan.