TEMPO.CO, Jakarta - Tim inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada pekan ini memeriksa keamanan fasilitas PLTN Zaporizhzhia di Ukraina, yang menjadi sasaran serangan. Tim juga akan berupaya mencegah terjadinya bencana sebagai dampak pertempuran di sekitar PLTN Zaporizhzhia tersebut.
Rusia dan Ukraina masih saling tuding mengenai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan di komplek pabrik listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tersebut.
PLTN Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Perusahaan nuklir negara Ukraina Energoatom menyarankan perwakilan IAEA yang datang tersebut, agar tidak memasuki area pusat pabrik karena ditempati oleh tentara Rusia. Upaya untuk mendapat penilaian yang tidak memihak akan terasa sulit di tengah kondisi krisis seperti ini.
Sebelumnya Kepala IAEA Rafael Grossi dan timnya menghabiskan beberapa jam di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa pada Kamis, 1 September 2022. Dia bermaksud kembali lagi ke tempat itu pada Jumat, 2 September, dengan melintasi garis depan untuk menilai kerusakan.
Berbicara setelah kunjungan awal, Grossi mengatakan integritas fisik pabrik telah dilanggar beberapa kali dan dia khawatir dengan situasi di sana. Energoatom mengatakan akan sulit bagi tim IAEA untuk membuat penilaian yang tidak memihak karena campur tangan Rusia.
"Rusia tidak mengizinkan misi memasuki pusat krisis, di mana personel militer Rusia saat ini ditempatkan, yang seharusnya tidak dilihat oleh perwakilan IAEA. Penjajah (Rusia) berbohong, mendistorsi fakta, dan bukti yang menunjukkan penembakan pembangkit listrik mereka, serta konsekuensi kerusakan infrastruktur," kata Energoatom dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Jumat, 2 September 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan misi IAEA tersebut masih dapat memainkan peran meskipun ada kesulitan yang dihadapi. Zelensky pun menilai tidak ada itikad baik dari pihak Rusia menyelesaikan masalah ini seperti diserukan IAEA.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menolak pernyataan Kyiv dan Barat kalau Rusia telah mengerahkan senjata beratnya ke pabrik tenaga nuklir tersebut. Sebaliknya, dia menuduh Ukraina "terorisme nuklir" karena tak berhenti menembaki PLTN itu.
Shoigu mengulangi desakan Moskow bahwa Kyiv akan memikul tanggung jawab atas setiap eskalasi di lokasi tersebut karena mengabaikan potensi bencana. Dia juga menuduh Amerika Serikat dan Uni Eropa "mendorong tindakan sembrono seperti itu".
Walikota dewan regional Zaporizhzhia, Mykola Lukashuk, mengatatakan beberapa kota di dekat pabrik itu diserang Rusia pada Kamis, 1 September 2022, karena penembakan. Salah satu reaktor pembangkit terpaksa ditutup setelah serangan tersebut.
PLTN Zaporizhzhia di seberang sungai Dnipro dikuasai oleh pasukan Rusia tak lama setelah mereka menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Pertempuran di wilayah itu telah menjadi fokus perhatian.
Di tempat itu telah terjadi serangan berulang dalam sebulan terakhir, di mana Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas penembakan itu. Pabrik itu masih dijalankan oleh staf Ukraina dan Rusia telah menolak seruan untuk menarik pasukannya dari sana.
REUTERS
Baca juga: Tim dari IAEA Datangi PLTN Zaporizhzhia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.