TEMPO.CO, Jakarta - Lili'uokalani merupakan satu-satunya ratu pertama dan terakhir dari Dinasti Kalakua, rezim yang memerintah Kerajaan Hawaii sejak 1810.
Merujuk catatan Britannica, Lili’uokalani memiliki tiga versi nama asli, yaitu Lydia Kamakaeha, Lydia Liliuokalani Paki, dan Liliu Kamakaeha. Ia dilahirkan tepat hari ini pada 184 tahun lalu, yaitu pada tanggal 2 September 1838.
Masa Awal Kehidupan: Berasal dari Keluarga Kerajaan
Berdasarkan catatan situs web History, Lili’uokalani lahir sebagai bagian dari keluarga bermartabat dan terpandang di Kerajaan Hawaii pada saat itu. Ibunya bernama Keohokalole diketahui bekerja sebagai penasihat untuk Raja Kamehameha III.
Oleh karena itu, sejak kecil, Lili’uokalani telah didik dan dirawat oleh misionaris serta kerap diajak berkeliling dunia bagian barat sebagaimana kebiasaan anggota bangsawan muda Hawaii pada waktu itu. Bahkan, History menuliskan bila masa kecil Lili’uokalani banyak dihabiskan di sekitar istana Raja Kamehameha IV.
Kemudian, pada tahun 1862 ketika berusia 24 tahun, Lili’uokalani menikah dengan putra kapten kapal kelahiran Amerika bernama John Owen Dominus. Saat itu, Dominus diketahui telah menjadi pejabat di lingkungan pemerintahan Hawaii dan kariernya langsung melesat menjadi Gubernur Oahu dan Maui usai pernikahan tersebut.
Dua belas tahun usai pernikahan Lili’uokalani, kakak laki-lakinya bernama David Kalakaua diangkat menjadi raja pada 1874. Tak lama kemudian, pada tahun 1877, adik adik laki-laki bungsu Lili’uokalani bernama W.P. Leleiohoku meninggal dunia.
Alhasil, sejak saat itu, Lili’uokalani menjadi pewaris takhta kerajaan secara resmi. Kelak, Lili’uokalani diangkat menjadi ratu dari Monarki Hawaii pada 1891 saat berusia 53 tahun dan kakaknya Kalakaua telah meninggal dunia.
Kepemimpinan Lili’uokalani dan Aneksasi Hawaii oleh Amerika Serikat
Semenjak ditetapkan sebagai pewaris resmi tahta kerajaan, Public Broadcasting Service menyebut bahwa Lili’uokalani kerap melakukan beberapa tugas dan misi kerajaan. Sosoknya dikenal bersikeras untuk melindungi, memulihkan, dan menjaga hak-hak penduduk asli Hawaii.
Mengutip catatan Britannica, Lili’uokalani juga dikenal gencar dalam mengatur dan mendirikan semacam sekolah demi pendidikan anak muda di Hawaii. Dalam beberapa kesempatan, ia juga diketahui melakukan tur keliling dunia dan sempat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Grover Cleveland dan Ratu Inggris Vistoria.
Sebelum naik takhta pada 1891, Lili’uokalani sempat menentang tawaran pihak luar yang sempat diajukan pada masa kepemimpinan kakaknya. Saat itu, Amerika diketahui mengajukan Perjanjian Timbal Balik atau Reciprocity Treaty kepada Kerajaan Hawaii pada 1887.
Sederhananya, perjanjian tersebut memberikan izin dan hak komersial bagi Amerika Serikat untuk mengontrol Pearl Harbour yang terletak di Honolulu di kawasan pemerintahan Hawaii.
Namun, setelah Lili’uokalani menjabat sebagai ratu, aneksasi atau pencaplokan beberapa wilayah kerajaan Hawaii oleh Amerika Serikat masih dipermasalahkan. Alhasil, merujuk catatan History, pada 1893 Amerika mengirimkan kekuatan militer untuk menggulingkan Lili'uokalani.
Untung atau sayangnya, serangan militer Amerika tersebut mengalami kegagalan. Namun, nasib Lili’uokalani belum berakhir. Pada 1895, ia didakwa dengan tuduhan pengkhianatan dan dipenjara di tahanan bawah tanah di istananya.
Alhasil, rencana aneksasi Hawaii oleh Amerika Serikat berhasil dilakukan pada 1898. Dokumenter Public Broadcasting Service menyebutkan Lili’uokalani sempat ditawari untuk melihat upacara aneksasi tersebut, tetapi ia menolaknya karena tak tahan melihat bendera kerajaannya harus diturunkan dan diganti dengan bendera berbintang dan bergaris-garis.
Menurut beberapa catatan historis, Lili’uokalani diketahui meninggal pada 11 November 1917 saat berusia 79 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Lili’uokalani masih sempat menjadi saksi hidup ketika meletusnya Perang Dunia I pada 1914.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca: Kisah Hawaii Dicaplok Amerika Serikat di Antara Lika Liku Kudeta yang Rumit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.