TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan Uni Eropa harus melarang turis Rusia masuk ke wilayah tersebut. Desakan itu diungkapkan saat para menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di Praha yang salah satu agendanya adalah membicarakan keputusan tersebut.
Negara-negara timur dan Nordik sangat mendukung larangan terhadap turis Rusia. Sedangkan Jerman dan Prancis memperingatkan bahwa kebijakan itu kontra-produktif. Warga Rusia biasa semestinya masih harus diizinkan masuk ke negara-negara Barat.
Para menteri Uni Eropa setuju menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Moskow. Ini artnya orang Rusia harus menunggu lebih lama dan membayar lebih untuk visa tetapi tidak melarang perjalanan ke Uni Eropa secara langsung.
Kuleba juga mengusulkan sebuah program yaitu tentara Rusia yang menyerah akan diberi kehidupan baru. Namun dia tak menyebutkan di negara mana.
"Waktu untuk setengah-setengah telah berlalu," kata Kuleba sebelum bertemu dengan para Menteri Uni Eropa. Ia meminta mereka untuk melangkah lebih jauh. "Hanya kebijakan yang keras dan konsisten yang dapat membuahkan hasil."
"Larangan visa untuk turis Rusia dan beberapa kategori lainnya akan menjadi respons yang tepat terhadap perang agresi genosida Rusia di jantung Eropa yang didukung oleh mayoritas warga Rusia," kata Kuleba dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email seperti dilansir dari Reuters, Rabu, 31 Agustus 2022.
Dalam memo bersama mereka, Prancis dan Jerman mengatakan bahwa meskipun pemeriksaan keamanan diperlukan, pelajar, artis, dan lainnya harus tetap diizinkan bepergian ke Uni Eropa. "Penting untuk membedakan antara penghasut perang dan warga Rusia, seniman, mahasiswa. Kita harus terus memiliki hubungan dengan mereka," kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, Selasa, 30 Agustus 2022.
Namun Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan. "Posisi Lithuania adalah jumlah turis (Rusia) yang datang ke Uni Eropa harus dikurangi, jika tidak sepenuhnya dibatalkan," katanya.
Estonia, Finlandia, Lithuania, Latvia dan Polandia telah menulis pernyataan bersama yang meminta Komisi Eropa mengusulkan langkah-langkah secara tegas mengurangi aliran warga Rusia ke Uni Eropa dan wilayah Schengen.
Selain melarang warga Rusia, Kuleba juga mengusulkan peluncuran program khusus bagi tentara Rusia yang tidak ingin berperang di Ukraina lagi. "Selamatkan dirimu dan pergi. Letakkan senjata, menyerah pada pasukan Ukraina, dan dapatkan kesempatan untuk memulai hidup baru," kata Kuleba.
"Saya yakin bahwa tawaran ini layak dibuat, karena bahkan jika seorang tentara Rusia meletakkan senjata dan memutuskan untuk pergi, itu berarti menyelamatkan nyawa Ukraina dan perdamaian yang lebih dekat," kata Kuleba. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah mendesak tentara Rusia pada hari Selasa untuk menyerah dan berhenti berperang.
Baca: Rusia Terpukul di Ukraina, Putin Disebut Terancam Kudeta
REUTERS