TEMPO.CO, Jakarta - Setelah diterpa gelombang panas, bagian barat daya China sekarang harus waspada terhadap banjir di tengah hujan deras berhari-hari.
Hujan di pusat manufaktur yang luas di Chongqing dan daerah terdekat di provinsi Sichuan terjadi di tengah kekurangan listrik parah disebabkan oleh penggunaan AC sepanjang waktu dan penurunan level air bendungan.
Hujan mulai turun pada Minggu, 28 Agustus 2022, dan diperkirakan berlanjut hingga Selasa. Pemerintah memprakarsai respons pencegahan banjir darurat di Sichuan dan Chongqing pada pukul 6 sore hari Minggu.
Awal bulan ini, pemerintah mengumumkan darurat kekeringan nasional.
Banyak bagian Cina selatan mengalami suhu melebihi 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) selama beberapa minggu terakhir, dalam apa yang secara luas dianggap sebagai periode terpanas sejak pemerintah mulai mengumpulkan informasi pada 1961.
Chongqing menderita hampir tiga minggu tanpa hujan dan telah menjatah listrik, mengurangi output dari pabrik-pabrik perusahaan global besar.
Selain kekeringan, panas ekstrem di sepanjang Daerah Aliran Sungai Yangtze juga mengancam tanaman pangan di banyak daerah. Gambar danau kering, lumpur dan sungai kering bermunculan di media sosial.
Chongqing dan Sichuan juga telah berjuang melawan kebakaran hutan.
Hujan deras pada Senin dan Selasa diperkirakan akan melanda bagian timur dan barat daya Sichuan dan Chongqing barat dan utara.
Reuters