TEMPO.CO, Jakarta - Warga di negara-negara Eropa kini harus memangkas konsumsi mereka akibat meroketnya harga gas, listrik, dan bahan bakar karena perang di Ukraina, sanksi terhadap Rusia, dan dampak COVID-19.
Tidak ada lagi menyetrika, penggunaan oven terbatas, bahkan mandi di tempat kerja – penduduk Eropa berusaha untuk menghemat penggunaan energi kendati tagihan terus meningkat.
Ketika harga gas dan listrik melonjak, jutaan orang di Eropa sekarang menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk energi. Di Uni Eropa, keluarga Jerman termasuk yang paling terpukul oleh lonjakan harga gas.
Di negara dengan ekonomi terbesar Eropa, Jerman, tagihan gas rumah tangga naik lebih dari dua kali lipat pada Juli dari 2021. Data dari portal harga Check24 menunjukkan, harga minyak untuk pemanas rumah naik 78 persen tahun-ke-tahun pada Mei.
Salah satunya dialami Ercan Erden. Pria berusia 58 tahun ini tinggal di Kota Nidda, timur laut Frankfurt, sebagai operator mesin di sebuah pabrik air mineral. "Saya sekarang mandi di tempat kerja setelah bekerja agar bisa makan," katanya.
Sementara Dawn White, warga Inggris yang menderita gagal ginjal, mengatakan dia khawatir biaya energi yang melonjak akan membahayakan hidupnya. Dia tidak akan lagi mampu membayar perawatan yang menyelamatkan hidupnya.
"Tanpa mesin (dialisis) saya lima kali seminggu, 20 jam, saya akan mati," ujar White, 59 tahun, yang tinggal di tenggara Inggris, kepada Reuters.
Seyda Bal, di Istanbul, Turki mengatakan dia membatasi penggunaan oven hingga tiga kali sebulan untuk menghemat energi.
Perempuan berusia 27 tahun itu juga mengatakan bahwa suaminya pulang-pergi ke tempat kerja dengan bus untuk menghemat bahan bakar, meskipun butuh waktu tiga kali lebih lama.
Sementara di Kota Grimsby, Inggris timur, Philip Keetley tidak menyalakan kipas angin di rumah saat Inggris mencatat rekor gelombang panas musim panas ini. Melihat rekening banknya menunjukkan bahwa dia tidak mampu.
"Biaya hidup telah meningkat. Saya harus memilih antara menyalakan pendingin atau makan," tutur Keetley.
Patokan harga gas Eropa telah melonjak 550 persen dalam 12 bulan terakhir. Biaya energi untuk konsumen Inggris akan naik 80 persen dari Oktober, regulator Ofgem mengatakan pada Jumat.
Badan amal Inggris National Energy Action (NEA) memperkirakan 8,9 juta rumah tangga Inggris bisa berada dalam kemiskinan bahan bakar setelah Oktober.
Sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai hidup dalam kemiskinan bahan bakar jika pendapatannya rendah dan perlu menghabiskan 10 persen atau lebih dari pendapatannya untuk energi, menurut NEA dan badan amal Inggris lainnya. Definisi ini secara tidak resmi digunakan juga di negara-negara Eropa lainnya.
"Peningkatan tagihan energi yang kita lihat benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," kata Peter Smith, direktur kebijakan dan advokasi di NEA.
Sepertiga rumah tangga Inggris telah mengurangi penggunaan kompor dan oven, sebuah studi oleh Financial Fairness Trust menunjukkan, sepertiga telah mengurangi jumlah mandi yang mereka lakukan, dan setengahnya telah menurunkan suhu di rumah mereka.
"Penduduk Eropa melakukan banyak hal untuk mencoba menekan tagihan mereka, tetapi tetap naik. Itu sebabnya kami ingin melihat lebih banyak tindakan dari pemerintah," kata Jamie Evans, rekan peneliti senior di Universitas Bristol yang terlibat dalam Financial Fairness Trust.
Baca juga: Krisis Gas Bisa Berdampak pada Berkurangnya Tisu Toilet di Jerman
REUTERS