Catatan itu diikuti oleh beberapa halaman materi yang disunting, tetapi bagian laporan itu menyimpulkan sebagai berikut:
"Seperti dapat dilihat, kolusi yang jelas ada antara agen negara Meksiko dengan kelompok kriminal Guerreros Unidos untuk menoleransi, mengizinkan, dan berpartisipasi dalam peristiwa kekerasan dan penghilangan mahasiswa. Serta upaya pemerintah untuk menyembunyikan kebenaran tentang peristiwa tersebut."
Kemudian, dalam ringkasan yang membedakan laporan komisi dari kesimpulan penyelidikan asli, disebutkan peran seorang kolonel."Pada 30 September, 'kolonel' menyebutkan bahwa mereka akan membereskan semuanya dan bahwa mereka telah mengambil alih enam mahasiswa yang masih hidup," kata laporan itu.
Dalam pernyataan saksi yang diberikan kepada penyelidik federal pada Desember 2014, Kapten José Martínez Crespo, yang ditempatkan di pangkalan di Iguala, mengatakan bahwa komandan pangkalan untuk Batalyon Infanteri ke-27 saat itu adalah Kolonel José Rodriguez Pérez.
Pada 26 September 2014, polisi setempat menurunkan para mahasiswa dari bus yang mereka sita di Iguala. Motif tindakan polisi masih belum jelas delapan tahun kemudian.
Mayat mereka tidak pernah ditemukan, meskipun potongan tulang yang terbakar telah dicocokkan dengan tiga mahasiswa.
Pekan lalu, agen federal menangkap mantan Jaksa Agung Jesus Murillo Karam, yang mengawasi penyelidikan awal. Pada Rabu, seorang hakim memerintahkan agar dia diadili karena penghilangan paksa, tidak melaporkan penyiksaan dan pelanggaran resmi.
Jaksa menuduh Murillo Karam menciptakan narasi palsu tentang apa yang terjadi pada para mahasiswa untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Pihak berwenang juga mengatakan pekan lalu bahwa surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk 20 tentara dan petugas, lima pejabat lokal, 33 petugas polisi lokal dan 11 petugas polisi negara bagian serta 14 anggota geng.
Baik tentara maupun jaksa tidak mengatakan berapa banyak dari tersangka yang ditahan. Juga tidak segera jelas apakah Rodríguez Pérez termasuk di antara mereka yang dicari.
Pernyataan ini menjadi pukulan bagi Presiden Andrés Manuel López Obrador yang telah memberikan tanggung jawab besar kepada militer Meksiko. Angkatan bersenjata tidak hanya menjadi pusat strategi keamanannya, tetapi mereka telah mengambil alih administrasi pelabuhan dan diberi tanggung jawab untuk membangun bandara baru untuk ibu kota dan kereta wisata di Semenanjung Yucatan.
Baca juga: 43 Mahasiswa Hilang, Pejabat HAM Meksiko: Mereka Semua Tewas
CBS NEWS