TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota senior partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT) berkunjung ke China, Rabu malam, 24 Agustus 2022, untuk sebuah pembicaraan "terus terang".
Dalam pertemuan dengan pejabat China, Wakil Ketua KMT Andrew Hsia mengatakan tentang kekhawatiran rakyat Taiwan atas latihan perang Beijing di dekat pulau itu.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, mengadakan latihan militer massal di dekat pulau itu untuk mengekspresikan kemarahannya atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei bulan ini.
Hsia tiba di China untuk kunjungan yang direncanakan sebelumnya ke komunitas bisnis Taiwan dan pada Rabu malam bertemu Zhang Zhijun, kepala Asosiasi China untuk Hubungan Lintas Selat Taiwan, sebuah badan yang menangani hubungan dengan Taiwan.
Pemerintah Taiwan mengkritik Hsia atas waktu kunjungannya, dan beberapa pejabat senior KMT telah menyatakan keberatan tentang perjalanan itu.
"Wakil Ketua Hsia mengatakan dia ingin mencerminkan opini publik Taiwan dan tidak berbasa-basi," kata KMT dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan di kota Kunshan, China timur.
"Prioritas pertama adalah untuk menyampaikan ketidakpuasan dan kekhawatiran rakyat Taiwan tentang latihan terus menerus militer di perairan sekitar Taiwan," katanya.
KMT menggambarkan pertemuan saat makan malam itu, sebagai pertukaran pendapat yang jujur dari kedua belah pihak.
Kantor berita resmi China Xinhua mengatakan Zhang, yang sebelumnya memimpin Kantor Urusan Taiwan, menggambarkan situasi saat ini sebagai salah satu "ketegangan dan kekacauan".
"Tindakan balasan yang telah kami ambil adalah langkah adil untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, mengekang dan memerangi perpecahan 'kemerdekaan Taiwan' dan campur tangan asing," lapor Xinhua.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China, dengan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
KMT secara tradisional menyukai hubungan dekat dengan China, meskipun mengutuk latihan perang Beijing.
Kuomintang memerintah Cina sebelum dikalahkan pasukan Komunis pimpinan Mao Zedong, yang mendirikan Republik Rakyat Cina pada 1949. Mereka kemudian mendirikan pemerintahan baru di Taiwan.
Reuters