TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang melakukan kunjungan pertamanya ke Gaza sebagai utusan internasional Timur Tengah, menyerukan pendekatan baru untuk menyelesaikan krisis Gaza, sebelum konferensi rekonstruksi digelar.
Blair, diplomat level puncak terakhr yang mengunjungi Gaza menyusul konfilik tiga minggu yang sangat mengahancurkan, mengatakan Israel harus segera meninggalkan blokade ekonomi di jalur yang menjadi tempat tinggal 1,5 juta warga Palestina dan di bawah kontrol gerakan Hamas.
"Saya kira ada pengakuan bahwa kita harus mengubah strategi kita terhadap Gaza," katanya.
Kunjungan itu, yang pertama sejak ia mengunjungi tempat itu sebagai Perdana Menteri Inggris pada November 2001, mendahului sebuah konferensi yang akan digelar hari ini di resort Sharm el-Sheikh, Mesir, di mana Otoritas Palestina diperkirakan mengajukan US$ 2,8 miliar (Rp 34 triliun) untuk rekonstruksi Gaza.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton aka menghadiri konferensi itu sebelum mengunjungi Ramallah dan Israel dalam beberapa hari ke depan, dalam perjalanan pertamanya ke Timur Tengah sebagai menteri.
Amerika Serikat telah menjanjikan US$ 900 juta (Rp 10 triliun), namun sebelum meninggalkan negerinya Clinton memperingatkan: "Saya akan mengumumkan sebuah komitmen paket bantuan yang signifikan, namun hanya akan dikeluarkan jika kita menjamin bahwa tujuan kta dapat dicapai bukan digagalkan."
Lebih dari 1.200 warga Palestina dan 13 warga Israel tewas dalam konflik baru-baru ini. Sedikitnya 34 ribu rumah rusak dan 50 ribu warga Palestina tidak memiliki akses ke pasokan air minum. Namun Israel tetap bermaksud mempertahankan blokadenya terhadap Gaza
GUARDIAN | ERWIN Z