Jum'at lalu, editor koran Herald, Romo Lawrence Andrew, mengatakan koran mingguan itu diijinkan menggunakan kata dari kata Tuhan dengan edisi bahasa Malaysia, yang sejauh ini dicetak memang dikhususkan untuk umat katolik dalam sampul mukanya.
Ijin ini sebagai hadiah setelah perjuangan panjang menghadapi pemerintah yang akan mengancam penutupan koran tersebut. Bagaimanapun, Menteri Dalam Negeri Malaysia Syed Hamid Albar mengatakan di New Straits Times bahwa kesalahan telah dilakukan, meskipun dia tidak dia tidak secara spesifik apa kesalahan itu.
“Saya pikir ada kesalahan yang dibuat koran itu. Ketika kami membuat kesalahan, saya harus menerima bahwa ada yang perlu diperiksa secara keseluruhan,” tuturnya.
Pemerintah beragumen bahwa penggunaan kata itu biasanya digunakan hanya untuk umat Muslim, yang populasinya mendominasi Malaysia. Setidaknya 60 persen dari 27 juta penduduk Malaysia bergama Islam. Sedangkan sisanya etnik Cina dan India, beragama Budha, Kristen dan Hindu.
AP| NUR HARYANTO