Pesta ulang tahun Mugabe ini digelar di utara ibukota Harare, di sebuah kota kecil di Chinhoyi. Ribuan pengunjung antre mengular, diiringi lantunan lagu yang didendangkan untuk mendoakan Mugabe. Sementara berbagai spanduk terpasang di berbagai sudut rumah, berrtuliskan “Pemimpin besar yang tidak pernah membiarkan rakyatnya sengsara.”
Perayaan besar-besaran termasuk dengan kue ulang tahun seberat 85 kilogram, seolah memungkiri ekonomi negaranya yang sedang amburadul. Perayaan ini digelar setelah veteran politik bergabung dalam pemerintahan ini, yakni Morgan Tsvangirai.
“Di bawah pemerintaan ini saya tahu beberapa dari kalian berpikir kami tidak lama lagi memegang kekuasaan. Kami mempunyai pemerintahan inklusif dengan presiden berada di atas, diikuti oleh dua wakil presiden, kemudian perdana menteri Tsvangirai dan dua deputi perdana menteri,” ujarnya dalam pesta itu.
Mugabe juga menekankan bahwa kebijakan kontroversialnya dalam reformasi pertanahan yang diluncurkan sepuluh tahun lalu --termasuk merampas tanah yang dimiliki orang kulit putih untuk didistribuskan kepada orng kuit hitam yang tidak mempunyia tanah-- tidak akan dihentikan.
Ironisnya, sampai kini telah lebih dari 3.800 rakyat Zimbabwe tewas karena epidemik kolera. Bahkan Program Pangan dunia melaporkan akhir bulan lalu penduduk yang hidup tanpa makanan mencapa 6,9 juta –atau lebih dari populasi negara tersebut.
SKYNEWS| NUR HARYANTO