Pemerintah militer Myanmar pada Jumat, 19 Agustus 2022, mengganti Kepala bank sentral Myanmar sebagai bagian dari perombakan kabinet. Myanmar saat ini dikuasai oleh militer atau pemerintahan Junta, setelah kudeta pada tahun lalu.
Wakil Gubernur bank sentral Myanmar Than Than Swe akan naik jabatan sebagai kepala bank sentral Myanmar menggantikan Than Nyein. Pada awal tahun ini, Than Swe mendapat sorotan saat dia dilarikan ke rumah sakit setelah ditembak oleh pelaku penembakan yang tak dikenal.
Tidak ada alasan yang diberikan atas pergantian ini. Juru bicara Pemerintah Myanmar juga tidak mau berkomentar.
Myanmar terperosok dalam krisis sejak kudeta pada Februari 2021, di mana kudeta tersebut dikecam secara luas. Myanmar saat ini berjuang mengatasi kelompok-kelompok etnis bersenjata dan unjuk rasa warga sipil agar bisa mengendalikan negara itu.
Selain kepala bank sentral, sejumlah kepala daerah dan menteri juga kena perombakan kabinet. Di antara menteri, yang kena rombak itu adalah Menteri Imigrasi.
Pengunjuk rasa menggunakan senjata rakitan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer
Sebelumnya, Media independen Myanmar Now, Rabu, 13 Juli 2022, melaporkan Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing mengunjungi Rusia untuk memperkuat hubungan pertahanan dan ekonomi dengan negara itu di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk meminta pertanggungjawaban rezim kudeta Myanmar atas pelanggaran hak asasi yang sedang berlangsung.
Kekacauan telah mencengkeram Myanmar sejak kudeta militer pada awal 2021 yang mengakhiri satu dekade pemerintahan demokrasi. Manuver politik junta memicu protes bahwa pasukan junta melakukan tekanan pada masyarakat dengan kekuatan mematikan. Sejumlah tokoh oposisi membentuk kekuatan rakyat dan mengangkat senjata di sejumlah daerah
PBB menyatakan negara ini sedang dilanda krisis ekonomi yang parah dalam 20 tahun terkahir. Menurut pejabat PBB untuk Myanmar, Andrew Kirkwood, jutaan orang terancam kelaparan dan setengah penduduk Myanmar atau 20 juta orang hidup dalam kemiskinan.
Jumlah orang yang membutuhkan bantuan telah naik tiga kali lipat menjadi 3 juta orang sejak negara itu diambil alih oleh militer pada 1 Februari 2021. Krisis ekonomi terjadi akibat dari meningkatnya perselisihan komunal, penggulingan militer dari pemerintah yang dipilih secara demokratis dan pandemi virus corona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perjuangan Atlet Myanmar, Thet Htar Thuzar, Rintis Jalan ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.