Sekretaris Jenderal Surin Pitsuwan dalam sidang tingkat menteri luar negeri Jumat (27/2) siang mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton di Jakarta pekan lalu. Surin mengungkapkan Amerika Serikat saat ini lebih memberi perhatian dari negara di Asia karena perubahan kebijakan luar negerinya. Amerika Serikat juga ingin melihat proses integrasi di Asia Tenggara berjalan dengan baik.
“Karena itu, ASEAN mendorong Myanmar memanfaatkan peluang dari pergeseran sikap AS, di samping pemerintah AS sebelumnya yang menerapkan sanksi dana tekanan yang juga tidak bisa merubah Myanmar,” kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, dalam jumpa pers usai pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN, di Dusit Thani Hua Hin Hotel, Cha-am, Phetchaburi, Thailand, Jumat (27/2).
Pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN itu membahas soal perkembangan di Burma berkaitan dengan isu 'Roadmap to Democracy', masalah hak asasi manusia, dan antisipasi pemilihan umum yang akan dilakukan tahun depan.
“Kita (ASEAN) menghargai keterbukaan pemerintah Myanmar yang telah menerima utusan khusus PBB Ibrahim Gambari dan menerima kunjungan special rapporteur untuk masalah Myanmar,” katanya.
Ia mengatakan masyarakat internasional telah secara khusus membantu proses demokratisasi dan penegakan hak asasi manusia di Burma. Indonesia, kata dia, juga mensponsori melanjutkan pertemuan 'focus group' yang melibatkan Indonesia, Cina, dan Burma. Termasuk juga mengundang Jepang dan Vietnam serta utusan khusus PBB Ibrahim Gambari.
NININ DAMAYANTI