TEMPO.CO, Jakarta - Finlandia akan membatasi jumlah visa yang dikeluarkan untuk turis Rusia hingga 10 persen dari volume saat ini, mulai 1 September 2022. Otoritas Finlandia menyatakan, kebijakan itu diambil karena membludaknya wisatawan Rusia di tengah perang Ukraina.
“Visa turis tidak akan berhenti total, tetapi jumlahnya akan berkurang secara signifikan,” kata Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto di Helsinki pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Menurut, Haavisto keputusan itu datang ketika turis Rusia memanfaatkan Finlandia dan bandara Helsinki-Vantaa sebagai pintu gerbang ke destinasi liburan Eropa. Gelombang itu dipicu pembatasan perbatasan terkait pandemi yang dicabut Moskow sebulan lalu.
Visa turis dari Rusia akan dibatasi dengan mengurangi jam buka yang diberikan untuk aplikasi visa pariwisata, karena larangan langsung berdasarkan kewarganegaraan tidak dimungkinkan. “Artinya, jenis visa lain – kunjungan kerabat, kontak keluarga, pekerjaan, studi – akan diberikan preferensi dan lebih banyak waktu,” kata Haavisto .
Haavisto mengatakan kepada Yle secara terpisah, bahwa saat ini, Finlandia memproses sekitar 1.000 aplikasi visa Rusia dalam sehari. Selain pengurangan, Finlandia juga akan mempertimbangkan untuk menetapkan kategori visa kemanusiaan tertentu, yang tidak dimiliki negara tersebut.
“Ini bisa membuat situasi dalam keadaan tertentu lebih mudah bagi jurnalis atau pekerja LSM”, kata Haavisto.
Hanya beberapa hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, Finlandia dan sejumlah negara Barat menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia. Hasilnya warga Rusia sulit untuk melakukan perjalanan ke Eropa.
Menteri luar negeri juga mengumumkan bahwa Finlandia dan Baltik akan bersama-sama mengusulkan agar Uni Eropa menghentikan perjanjian fasilitasi visa dengan Rusia. Ini akan meningkatkan harga visa turis dari 35 menjadi 80 euro atau dari Rp525 ribu menjadi Rp1,2 juta. Finlandia bermaksud mengangkat masalah ini pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa (UE) berikutnya di Republik Ceko pada 30 Agustus.
Negara Nordik itu telah mengajukan keanggotaan NATO setelah invasi Moskow ke Ukraina. Namun mereka berniat tetap menjadi satu-satunya tetangga Rusia tanpa pembatasan visa turis.
“Tidak benar bahwa warga Rusia dapat memasuki Eropa, wilayah Schengen, menjadi turis, sementara Rusia membunuh orang di Ukraina. Itu salah”, kata Perdana Menteri Sanna Marin, Senin.
Meskipun jumlahnya masih jauh di bawah tingkat sebelum Covid-19, tercatat ada lebih dari 230.000 penyeberangan perbatasan dari Rusia pada Juli. Angka itu naik dari 125.000 yang terlihat pada Juni.
Menurut aturan UE, seorang turis harus mengajukan permohonan visa dari negara yang ingin mereka kunjungi tetapi dapat memasuki area Schengen tanpa pemeriksaan perbatasan dari titik mana pun dan melakukan perjalanan di sekitarnya hingga 90 hari dalam periode 180 hari.
Oleg Morozov, seorang anggota parlemen Rusia, mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh kantor berita RIA Novosti bahwa Moskow harus berhenti mengizinkan orang Finlandia masuk ke negara itu kecuali untuk hal-hal seperti perawatan medis atau menghadiri pemakaman.
AL JAZEERA | REUTERS