TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk kekuatan di bidang rudal antar-benua semakin panas. Setelah China melakukannya ketika sedang marah ke Taiwan, pekan ini AS yang giliran menguji coba rudal jarak jauh itu.
Militer Amerika Serikat melakukan uji coba rudal balistik antarbenua Minuteman III, yang sempat ditunda untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Beijing selama unjuk kekuatan China di dekat Taiwan awal bulan ini.
China mengerahkan sejumlah pesawat dan menembakkan rudal langsung di Selat Taiwan setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi melakukan perjalanan ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawanya di bawah kendalinya.
Uji coba itu menunjukkan "kesiapan pasukan nuklir AS dan memberikan keyakinan akan daya mematikan dan efektivitas penangkal nuklir negara itu," kata pernyataan militer AS, Selasa, 16 Agustus 2022.
Rudal menempuh jarak sekitar 6.760 km setelah diluncurkan dari Vandenberg Space Force Base di California.
Militer mengatakan sekitar 300 tes semacam itu telah dilakukan sebelumnya dan itu bukan hasil dari peristiwa global tertentu.
Tes tersebut menunjukkan bahwa Washington kurang khawatir tentang situasi yang meningkat di sekitar Taiwan setidaknya dalam jangka pendek.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan operasi udara dan laut rutin di Selat Taiwan dalam beberapa minggu mendatang.
Militer China mengatakan pihaknya melakukan lebih banyak latihan di dekat Taiwan pada hari Senin ketika sekelompok anggota parlemen AS mengunjungi pulau yang diklaim China dan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.
Militer AS membatalkan uji coba rudal balistik antarbenua Minuteman III pada bulan April. Penundaan itu bertujuan untuk menurunkan ketegangan nuklir dengan Rusia selama perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Minuteman III berkemampuan nuklir, yang dibuat oleh Boeing Co, adalah kunci persenjataan strategis militer AS. Rudal itu memiliki jangkauan 9.660 km dan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar 24.000 km per jam.
Rudal ini tersebar di silo bawah tanah
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Februari bahwa pasukan nuklir negaranya harus disiagakan, meningkatkan kekhawatiran bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir. Namun para pejabat AS mengatakan sejauh ini mereka tidak melihat alasan untuk mengubah tingkat siaga nuklir Washington.
Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar setelah Perang Dingin yang membagi dunia selama sebagian besar abad ke-20, mengadu Barat melawan Uni Soviet dan sekutunya.