TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi veteran Raila Odinga memimpin perolehan suara dalam pemilihan presiden Kenya. Sampai Sabtu, 13 Agustus 2022, hasil penghitungan resmi yang sudah mencapai 26%, ia meraih 54% suara, sementara menunjukkan Wakil Presiden William Ruto ke tempat kedua dengan 45%.
Negara terkaya dan demokrasi paling hidup di Afrika Timur itu, mengadakan pemilihan presiden, parlemen dan pemimpin lokal pada hari Selasa, 9 Agustus 2022.
Ruto dan Odinga bersaing ketat untuk menggantikan Presiden Uhuru Kenyatta, yang telah mencapai batas dua masa jabatannya. Kenyatta berselisih dengan Ruto setelah pemilihan terakhir dan mendukung Odinga.
Penghitungan suara resmi berjalan lambat, memicu kecemasan publik.
Ketua komisi pemilihan Wafula Chebukati menyalahkan wakil partai, yang diizinkan untuk memeriksa formulir hasil sebelum ditambahkan ke penghitungan akhir.
"Mereka tidak dapat melanjutkan ... seolah-olah kita sedang melakukan audit forensik," katanya dalam jumpa pers pada hari Jumat. "Kami tidak bergerak secepat yang seharusnya. Penghitungan ini harus diselesaikan sesegera mungkin."
Kantor berita Reuters dan media lainnya telah menghitung formulir hasil dari 291 daerah pemilihan yang diposting di situs web komisi pemilihan. Ini belum diverifikasi, dan penghitungan ini berjalan jauh di depan yang resmi.
Pada 2100 GMT, Reuters telah menghitung 241 formulir, yang menunjukkan Ruto memimpin dengan hampir 52,3% suara, dibandingkan dengan 47% untuk Odinga. Dua kandidat lainnya memiliki kurang dari 1% di antara mereka.
Tiga puluh formulir lainnya tidak dapat dimasukkan dalam penghitungan karena tidak dapat dibaca atau informasinya hilang seperti tanda tangan, nama daerah pemilihan, atau jumlah total.
Formulir yang dihitung Reuters adalah awal dan hasilnya dapat berubah. Setelah formulir diunggah ke situs web komisi, undang-undang pemilu Kenya mengharuskan formulir tersebut dibawa secara fisik ke pusat penghitungan nasional, di mana perwakilan partai dapat memeriksanya.
Proses ini dirancang sebagai perlindungan terhadap tuduhan kecurangan yang memicu kekerasan setelah pemilihan sebelumnya. Lebih dari 1.200 orang tewas setelah pemilu 2007 yang disengketakan dan lebih dari 100 orang tewas setelah pemilu 2017 yang juga disengketakan.
Capres yang menang harus meraih 50% suara nasional plus satu, dan setidaknya 25% suara dari 24 dari 47 kabupaten. Komisi memiliki waktu hingga Selasa untuk mengumumkan pemenang.
Reuters