TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penyerangan pada novelis Salman Rushdie saat dia tengah berada di atas panggung semimar, mengejutkan dunia internasional. Kejadian ini persisnya terjadi pada 12 Agustus 2022, dimana saat itu Rushdie dalam kondisi kritis, yang dipasangi alat bantu nafas ventilator.
Pelaku penusukan yang diidentifikasi bernama Hadi Matar, 24 tahun, dari New Jersey, sudah ditahan. Rushdie terkenal ketika pada 1988 menulis novel, berjudul Satanic Verses, yang terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad SAW. Namun novel itu penuh kontroversi karena dianggap mengumpat Tuhan.
Kepala Kepolisian negara bagian New York Eugene Staniszewski pada Jumat, 12 Agustus 2022, mengatakan pihaknya belum bisa menggali lebih dalam apa motif Matar melakukan penusukan tersebut. Investigasi terhadap kasus ini disebut Staniszewski masih tahap awal.
Berikut reaksi dari rekan sesama penulis dan penerbit terkait peristiwa penusukan pada Rushdie:
1.Suzanne Nossel, CEO Pen Amerika
“Kami rasa tidak ada kompromi atas insiden penyerangan di ruang publik pada seorang penyair di tanah Amerika. Hanya beberapa jam sebelum penyerangan, pada Jumat pagi Salman mengirimi saya email, di mana dia ingin membantu penempatan para penulis dari Ukraina yang membutuhkan keamanan.”
2.Penerbit buku William Nygaard
“Rushdie telah membayar sebuah harga mahal. Dia adalah seorang penulis terdepan, yang berkontribusi sangat banyak pada dunia sastra dan menemukan hidup yang baru di Amerika Serikat.”
Salman Rushdie
3.Ian McEwan, Novelis
“Penyerangan pada rekan terkasih saya, Salman, sama dengan memperlihatkan sebuah serangan pada kebebasan berfikir dan berbicara. Dua kebebasan ini menopang semua hak-hak kita dan kebebasan. Salman adalah sosok yang penuh inspirasi bagi penulis dan para penulis yang teraniaya di seluruh dunia.”
4.Bonnie Greer, Playwright
“Saya tidak tahu mengapa ini terjadi pada Salman Rushdie atau apa yang sesungguhnya terjadi. Namun, ini mengembalikan ingatan saya pada hari-hari yang sulit dan tahun – tahun ketika Anda menjadi seorang penulis – Anda bisa dikutuk sampai mati hanya gara-gara sebuah buku. Demi sebuah buku.”
5.Raja Sen, penulis dan sutradara
“Ayolah Salman Rushdie, kami membutuhkan mu lebih dari sebelumnya.”
Sumber: Reuters
Baca juga: Top 3 Dunia: Bom Bunuh Diri di Saudi sampai Salman Rushdie Diserang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.