TEMPO.CO, Jakarta - Seorang laki-laki bersenjata nekat menerobos gedung FBI di Cincinnati, Ohio, pada Kamis, 11 Agustus 2022. Laki-laki paruh baya, yang diduga punya pandangan politik sayap ekstrem, sudah diketahui identitasnya dan saat ini sudah terkonfirmasi tewas.
Kepolisian Ohio belum mau membeberkan identitas laki-laki tersebut. Dalam beberapa kesempatan jumpa pers, aparat juga enggan menyampaikan soal motif si pelaku. Otoritas hanya mengkonfirmasi, setelah terjadi kejar-kejaran mobil, baku tembak, dan kebuntuan, polisi menembak mati pelaku di ladang jagung di sudut kota tersebut.
Walau polisi enggan memberikan keterangan, The New York Times dan NBC News, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengidentifikasi pelaku bernama Ricky Shiffer, 42 tahun. Dia ditengarai memiliki pandangan politik sayap kanan yang ekstrem.
Shiffer memperingatkan serangannya tersebut di Truth Social, yakni media sosial yang dibuat oleh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Jika Anda tidak mendengar kabar dari saya, memang benar saya mencoba menyerang FBI, dan itu berarti saya dihapus dari dunia maya, FBI menangkap saya, atau mereka mengirim polisi biasa," tulis Shiffer.
Unggahan Shiffer dihapus tak lama setelah polisi mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka Cincinnati telah terbunuh. Selain unggahan soal serangan tersebut, unggahan Shiffer lain yang mengungkapkan pandangannya yang ekstrem, juga hilang.
NBC News, mengutip dua sumber yang tidak mau disebutkan namanya dan mengetahui masalah tersebut, mengatakan tersangka berada di gedung Capitol AS di Washington selama serangan oleh para pendukung Trump pada 6 Januari 2021.
The New York Times, mengutip dua pejabat penegak hukum yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan bahwa para penyelidik sedang memastikan apakah Shiffer memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis.
Insiden Shiffer yang menerobos masuk gedung FBI di Ohio, terjadi pada Kamis pagi, 11 Agustus 2022. Tersangka berupaya memasuki fasilitas penyaringan pengunjung FBI, namun gagal. FBI mengatakan, dia kemudian melarikan diri dari daerah itu dengan kendaraan putih, menuju utara di Interstate 71.
Juru Bicara Patroli Jalan Raya Ohio State Nathan Dennis dalam jumpa pers mengatakan, pengejaran terjadi dan tersangka menembakkan senjatanya ke seorang polisi negara bagian. Kendaraan itu akhirnya berhenti di Clinton County dan terjadi baku tembak antara tersangka dan polisi, sebelum kebuntuan panjang yang berakhir dengan tersangka ditembak enam jam setelah serangan awal di Cincinnati.
"Sepanjang hari ini aparat penegak hukum berusaha berunding dengan tersangka. Setelah beberapa lama negosiasi gagal," kata Dennis.
"Tersangka kemudian menodongkan senjata api ke arah penegak hukum dan tembakan dilepaskan oleh aparat penegak hukum di tempat kejadian," kata Dennis. Ia menambahkan, tersangka tewas di lokasi kejadian dan tidak ada aparat kepolisian yang menjadi korban luka.
Simpatisan Trump sebelumnya protes ke FBI atas penyelidikan Trump soal dugaan dukungan Rusia untuk kampanye presiden 2016 dan penggeledahan rumahnya di Florida pada Senin kemarin.
FBI telah menjadi subjek ancaman online sejak agennya menggeledah properti Trump di Mar-a-Lago sebagai bagian dari penyelidikan atas dokumen yang dihapus dari Gedung Putih ketika Trump meninggalkan kantor pada Januari 2021.
Direktur FBI Christopher Wray mengeluarkan pernyataan menyusul peristiwa penyerangan kantornya di Ohio pada Kamis. Ia mengecam "serangan tidak berdasar terhadap integritas FBI." Dia sendiri menilai ekstremisme merupakan ancaman keamanan bagi AS.
"Kekerasan dan ancaman terhadap penegak hukum, termasuk FBI, berbahaya dan harus sangat memprihatinkan semua orang Amerika," kata Wray.
REUTERS
Baca juga: 3 Fakta Kasus Dugaan Penghilangan Dokumen Negara oleh Donald Trump
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.