TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan, supaya aktivitas militer di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, segera dihentikan. Guterres mendesak penghentian pengerahan dan penarikan personel, sampai pembersihan peralatan militer.
Imbahuan Guterres itu disampaikan setelah dalam beberapa hari terakhir terjadi serangan militer di area sekitar PLTN Zaporizhzhia. Ia juga meminta Rusia dan Ukraina untuk tidak menargetkan fasilitas atau daerah sekitarnya.
"PLTN itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," katanya dalam sebuah pernyataan, Kamis, 11 Agustus 2022.
Korps Relawan Ukraina menembakkan senjata artileri howitzer ke arah pasukan Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 28 Maret 2022. REUTERS/Stanislav Yurchenko
Pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Zaporizhzhia, Ukraina, menjadi sasaran serangan pada Jumat, 5 Agustus 2022. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan soal siapa yang bertanggung jawab dalam serangan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menggunakan PLTN Zaporizhzhia untuk mengancam seluruh dunia. Dia menuntut penarikan penuh pasukan Rusia dari kompleks pabrik nuklir tersebut.
Kepala PLTN Ukraina Energoatom, Petro Kotin, menyerukan agar PLTN Zaporizhzhia dijadikan zona bebas militer. Dia khawatir ada bencana nuklir seperti Chernobyl setelah situs itu terkena tembakan.
Sementara Kremlin menyatakan, negara-negara Barat yang memiliki pengaruh atas Ukraina harus mendorong Kyiv untuk berhenti menembaki PLTN Zaporizhzhia. Pada Senin, 8 Agustus 2022, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan penembakan PLTN itu sangat berbahaya.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, mengatakan, penembakan Ukraina telah merusak sebagian pembangkit listrik termal dan kolam percikan yang merupakan bagian dari sistem pendingin reaktor.
Amerika Serikat mendukung seruan untuk zona demiliterisasi di sekitar pabrik. Wakil Menteri Amerika bidang Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional, Bonnie Jenkins, kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 11 Agustus 2022, menyarankan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk segera turun tangan.
PLTN Zaporizhzhia yang berada di kota Enerhodar, direbut oleh tentara Rusia yang menyerang wilayah itu pada awal Maret 2022. Lokasinya cukup dekat dengan garda depan pertempuran. Mengingat PLTN itu adalah yang terbesar di Eropa, maka potensi bencana nuklir sangat dikhawatirkan.
Kepala IAEA, Rafael Grossi, saat memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan pada Kamis, 11 Agustus 2022, mengatakan dia siap memimpin misi IAEA ke Zaporizhzhia. Ia meminta Rusia dan Ukraina untuk bekerja sama sehingga para inspektur dapat melakukan perjalanan sesegera mungkin.
REUTERS
Baca juga: PBB Kecam Tewasnya 60 Warga Ukraina dalam Serangan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.