TEMPO.CO, Jakarta -Mantan anggota Grup Wagner, tentara bayaran Rusia, buka suara soal pengalamannya terlibat dalam kelompok tersebut. Menurutnya, grup yang disebut sering melakukan kekejaman itu, tidak memiliki status resmi, tapi dia dibayar per misi tanpa mendapat jaminan apa pun.
"Kamu menyelesaikan misi, dibayar, dan kamu bisa pergi berlibur," kata Marat Gabidullin kepada Al Jazeera, dikutip Kamis, 11 Agustus 2022.
Identitas Gabidullin telah dikonfirmasi baik oleh media Rusia atau Ukraina. Dia sekarang tinggal di Prancis selatan dan sedang dalam proses mencari suaka. Kini dia tengah menulis sebuah memoar berjudul 'In the Same River Twice', tentang pengalamannya.
Grup Wagner didirikan oleh perwira intelijen Dmitry Utkin pada 2014 untuk mendukung separatis Ukraina. Wagner sejak itu mewakili kepentingan Rusia dan sekutunya di seluruh Afrika dan Timur Tengah, termasuk mengambil bagian dalam perang saudara Suriah membantu Presiden Bashar al-Assad.
Pakar militer Rusia Pavel Luzin mengatakan, grup itu selalu menjadi bagian dari intelijen militer atau pasukan operasi khusus, dan tidak pernah otonom. Menurut Luzin, Wagner melayani dua tujuan.
Yang pertama adalah memanfaatkan individu-individu yang pemarah yang mungkin menimbulkan risiko keamanan di rumah. Yang kedua adalah untuk mendistribusikan kembali keseimbangan kekuasaan dari angkatan bersenjata resmi.
Gabidullin, yang bertugas di Wagner dari 2015 hingga 2019, mengatakan bahwa motifnya masuk grup itu murni hanya untuk uang. Menurutnya, dia mengambil bagian dalam kampanye Suriah, di mana ia terluka oleh ledakan granat selama pertempuran Palmyra.
“Pada saat itu, saya dalam keadaan depresi, tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan diri saya sendiri, apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi. Saya sudah cukup lama menganggur. Kemudian saya mendengar tentang kesempatan ini untuk kembali ke pekerjaan saya sebelumnya – saya telah menjadi tentara profesional dan bertugas 10 tahun di angkatan udara."
“Ketika saya bergabung, sebagian besar orang di sana memiliki pengalaman tempur dari lebih dari satu perang – Chechnya, Georgia – dan sebagian besar berasal dari mereka yang telah berperang di Ukraina sejak 2014," kata Gabidullin.
ABC mewartakan, Grup Wagner ini merupakan perusahaan militer swasta. Mereka dituduh telah melakukan pekerjaan kotor Presiden Rusia Vladimir Putin di berbagai negara, dengan melakukan kejahatan perang di sepanjang jalan.