TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sempat jatuh sakit yang cukup serius belum lama ini. Menurut adik perempuannya, Kim Yo Jong, kakaknya itu menderita demam tinggi saat wabah Covid-19 melanda Korea Utara. Kim Yo Jong juga bersumpah akan "membasmi" pihak berwenang Korea Selatan jika terus mentolerir selebaran propaganda yang dituduh sebagai penyebar virus Corona di Korea Utara.
Pernyataan Kim Yo Jong mengulangi klaim yang meragukan bahwa pamflet menyebabkan wabah Covid baru-baru ini di Korea Utara. KIm Yo Jong menyalahkan Korea Selatan karena mengirim benda kotor melintasi perbatasan dalam selebaran yang dibawa oleh balon, menurut laporan resmi kantor berita Korea Utara, KCNA.
Terungkapnya penyakit Kim Jong Un itu menandai pengakuan yang tidak biasa bagi sebuah rezim yang jarang mengomentari kesehatan pemimpinnya. Selama ini pemerintah Korea Utara hanya menunjukkan bahwa ia berbagi perjuangan dengan rakyat.
Kim Yo Jong mengatakan dalam pidatonya bahwa pemimpin Korea Utara itu "sakit parah" selama demam tinggi, menurut KCNA. Namun dia menambahkan bahwa saudara laki-lakinya itu tidak bisa berbaring bahkan untuk sesaat karena keprihatinannya terhadap rakyat Korea Utara.
Korea Utara hingga kini belum menyebut ratusan ribu kasus demam yang dilaporkan sebagai Covid-19. Negara itu juga telah menolak vaksin Covid0-19 dari luar. Mereka juga menolak vaksin gratis dari Covax, sebuah badan yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia.
Dalam pidatonya, Kim Jong Un telah menyatakan Korea Utara menang melawan Covid-19. Dalam dua pekan terakhir, para pejabat melaporkan tidak ada kasus baru virus itu.
Kim Jong Un memimpin pertemuan dengan petugas kesehatan dan ilmuwan. Dia mengumumkan kemenangan dalam perang melawan penyakit pandemi ganas, menurut kantor berita pemerintah KCNA.
Korea Utara telah mempertahankan blokade ketat virus corona sejak awal pandemi. Namun pada Mei lalu pertahanan itu jebol setelah Korea Utara mengumumkan ditemukannya wabah Omicron di ibu kota Pyongyang. Sejak itu, negara yang terisolasi ini mengaktifkan sistem pencegahan epidemi darurat maksimum.
Korea Utara telah mencatat hampir 4,8 juta infeksi sejak akhir April. Namun angka kematian hanya 74 kematian dengan tingkat kematian resmi 0,002 persen.
Baca: Kim Jong Un Umumkan Korea Utara Menang Lawan Covid
NDTV | REUTERS