TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan militan bersenjata pada Rabu, 10 Agustus 2022, menyerang sebuah penjara di wilayah timur Republik Demokratik Kongo. Lebih dari 800 tahanan di penjara itu memanfaatkan situasi ini untuk kabur.
Antony Mwalushayi, Juru bicara militer Republik Demokratik Kongo mengatakan ada dua aparat kepolisian dan satu warga sipil tewas. Sebagian fasilitas penjara rusak akibat kobaran api selama serangan berlangsung.
“Musuh yang bersenjata berat berjumlah sekitar 80 orang. Mereka menerobos penjara dan membebaskan para tahanan,” kata Mwalushayi, tanpa mau mengatakan persisnya berapa jumlah tahanan yang kabur tersebut.
Sedangkan Kepala Penjara Brunelle N'kasa mengatakan hanya 58 tahanan yang tersisa dari total 874 tahanan dalam penjara itu. Penjara itu persisnya berada di Kota Butembo, Provinsi Kivu, wilayah utara Republik Demokratik Kongo.
Mwalushayi mengatakan pihaknya sangat yakin kelompok Allied Democratic Forces (ADF) sebagai dalang dibalik serangan tersebut. ADF adalah kelompok bersenjata dari Uganda, yang bercokol di wilayah timur Republik Demokratik Kongo sejak 1990-an. Kelompok radikal itu punya hubungan dengan ISIS dan bertanggung jawab mengulangi pembantaian-pembantaian.
Wali Kota Butembo, Mowa Baeki-Telly, memohon pada masyarakat agar membantu aparat mengumpulkan para tahanan. Artinya, jika mereka menemukan tahanan yang kabur, jangan main hakim sendiri, namun dilaporkan ke aparat kepolisian agar bisa dikembalikan ke penjara.
Tahanan kabur dari penjara adalah hal yang biasa di Republik Demokratik Kongo karena penjara di sana kelebihan kapasitas dan pengamanannya yang rendah. Pada 2020, ADF terlibat dalam pembobolan sebuah penjara untuk membebaskan lebih dari 1.300 tahanan di Kota Beni.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dikeluarkan dari Tahanan, Nikita Mirzani Wajib Lapor ke Polres Serang Kota
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.