TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mantan karyawan di Brightway Holdings, Malaysia, mengajukan sebuah gugatan ke Kimberly-Clark Corp dan Ansell Ltd, atas tuduhan dua perusahaan tersebut tahu soal dugaan kerja paksa yang dialami para karyawan di Brightway. Gugatan dimasukkan pada Selasa malam, 9 Agustus 2022 di pengadilan distrik Columbia di Amerika Serikat.
Brightway Holdings adalah perusahaan pembuat sarung tangan karet yang mensuplai barang-barang produksi mereka ke Kimberly-Clark Corp dan Ansell Ltd, yakni dua perusahaan yang berada di Amerika Serikat. Semua karyawan yang menggugat Kimberly-Clark Corp dan Ansell Ltd adalah warga negara Bangladesh.
Kimberly-Clark Corp dan Ansell Ltd diyakini tahu soal dugaan kerja paksa lewat laporan masyarakat soal Brightway dan perusahaan pembuat sarung tangan karet lainnya dari Malaysia. Pelanggaran itu, juga ditemukan oleh sejumlah audit ketenaga-kerjaan.
Kimberly-Clark Corp belum mau memberikan tanggapan dengan alasan di luar jam kantor. Sedangkan Ansell Ltd mengatakan mereka belum memiliki apa-apa yang bisa disampaikan.
Malaysia tergantung kepada tenaga kerja asing dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Negara itu telah mengalami tuduhan eksploitasi tenaga kerja di industri – industri yang berorientasi ekspor selama bertahun-tahun.
Sebanyak delapan perusahaan asal Malaysia, sudah dilarang memasarkan produknya ke Amerika Serikat dalam tiga tahun . Dari jumlah tersebut, enam adalah perusahaan pembuat sarung tangan karet.
Dalam gugatan yang diajukan, total ada 13 mantan karyawan Brightway yang melayangkan tuntutan tersebut. Mereka menceritakan biaya perekrutan melalui orang ketiga (perantara) sangat mahal sehingga membuat mereka terjerat utang.
Derita mereka berlanjut saat harus bekerja dengan jam kerja yang panjang dan sedikit waktu untuk rehat atau hari-hari tanpa istirahat. Bukan hanya itu, paspor mereka pun diambil oleh perusahaan.
Para penggugat menuntut ganti-rugi ke Kimberly-Clark dan Ansell. Kimberly-Clark adalah perusahaan di Amerika Serikat yang terkenal dengan produk bernama Kleenex
“Dua perusahaan itu tidak bisa menyangkal. Mereka tahu adanya kerja paksa di Brightway,” kata Terrence Collingsworth, pengacara dari International Rights Advocates, yang mewakili para penggugat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Malaysia Jadi Sorotan Dunia karena Dugaan Praktik Kerja Paksa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.