TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang reshuffle kabinet pada Rabu besok, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida memperingatkan para menteri serta para pejabat lainnya agar meninjau kembali hubungan dengan Gereja Unifikasi. Ini terkait kematian mantan PM Shinzo Abe.
Dia menegaskan, anggota baru kabinet kelak serta petinggi partai berkuasa, Partai Demokratik Liberal (LDP), harus meninjau kembali secara menyeluruh hubungan mereka dengan Gereja Unifikasi. "Itu akan menjadi prasyarat," kata Kishida, menegaskan, dikutip dari Reuters, Selasa 9 Agustus 2022.
Shinzo Abe dibunuh oleh Tetsuya Yamagami, yang menuding mantan PM itu terkait dengan kelompok gereja yang berbasis di Korea Selatan (Korsel) tersebut.
Ibu Yamagami merupakan anggota Gereja Unifikasi. Sejak sang ibu bergabung, keluarga menjadi bangkrut, bahkan terpecah. Sementara Abe diketahui ikut mempromosikan Gereja Unifikasi, meski bukan anggota.
Beberapa nama menteri kabarnya akan dicopot, termasuk Menteri Pertahanan Nobou Kishi yang juga adik dari mendiang Abe. Namun, pencopotan Kishi dilaporkan tak terkait dengan kakaknya, melainkan masalah kesehatan.
Berdasarkan polling terbaru, dukungan terhadap kabinet Kishida jatuh ke level terendah sejak dia menjabat pada Oktober 2021, yakni menjadi 46 persen. Padahal 3 pekan lalu dukungan terhadap pemerintahannya 59 persen.
Sebagian besar responden menginginkan penjelasan tentang hubungan para politisi Jepang dengan Gereja Unifikasi.
Sementara itu Kishida juga menjelaskan alasannya merombak kabinet. Pemerintah Jepang menurutnya butuh energi baru untuk menangani berbagai permasalahan seperti kenaikan harga dan isu keamanan terkait Taiwan. "Dalam banyak hal, kita menghadapi situasi paling kritis sejak akhir Perang Dunia II," katanya.
Baca juga: Kremlin Pastikan Putin Tak Hadiri Pemakaman Shinzo Abe Meski Bersahabat Erat
SUMBER: REUTERS