Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

80.000 Turis Terjebak di Resor Wisata China Gara-gara Lockdown

Reporter

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 80.000 turis terdampar di resor Pantai Sanya di wilayah China selatan akibat kebijakan lockdwon. Pulau yang dijuluki Hawaii dari China ini ditutup setelah dinyatakan sebagai hot spot penyebaran Covid-19.

Pembatasan mulai berlaku pada Sabtu pagi, ketika pihak berwenang berusaha membendung penyebaran Covid-19 di kota di Pulau Hainan yang tropis. Ada 229 kasus yang dikonfirmasi pada hari Jumat dan tambahan 129 pada hari Sabtu.

Partai Komunis China yang berkuasa berpegang teguh pada pendekatan nol-COVID. Kebijakan ini semakin bertentangan dengan negara-negara di seluruh dunia. 

Wabah baru-baru ini di Shanghai menyebar begitu luas sehingga pihak berwenang mengunci seluruh kota, yang terbesar di China, selama dua bulan. Lockdown membuat jutaan orang terjebak dan memberikan pukulan bagi ekonomi nasional.

Otoritas kereta api melarang semua penjualan tiket di Sanya sementara semua penerbangan juga dibatalkan pada. Turis yang ingin meninggalkan Sanya harus dites negatif dari virus corona pada lima tes PCR selama tujuh hari, menurut pihak berwenang.

Sementara itu, hotel akan menawarkan diskon 50 persen kepada tamu selama periode penguncian, menurut seorang pejabat kota selama konferensi pers. Penguncian terjadi saat turis di Sanya mencapai angka tertinggi. Sanya adalah pulau yang terkenal dengan resor dan pantainya.

Salah satu yang terkena aturan lockdown adalah Yang Jing. Pengusaha China itu merencanakan liburan musim panas sejak 2021. Dia memilih pulau tropis selatan Hainan karena rekam jejak COVID-19 yang bagus.

Pulau di Laut China Selatan itu mencatat hanya dua kasus positif COVID-19 yang bergejala sepanjang tahun lalu. Namun bulan ini jumlah kasus tiba-tiba melonjak. Yang Jing dan ribuan turis lain pun terjebak di Sanya.

Yang, bersama suami dan anaknya, menginap di hotel bintang empat dengan biaya sendiri. Keluarga itu makan mie pot setiap hari untuk menghindari pengeluaran lebih banyak untuk makanan. "Ini adalah hari libur terburuk dalam hidup saya," kata Yang, yang berusia 40-an dan tinggal di provinsi Jiangxi di Cina selatan, kepada Reuters, Minggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sanya melaporkan 689 kasus bergejala dan 282 kasus tanpa gejala antara 1 Agustus dan 7 Agustus. Kota-kota lain di sekitar provinsi Hainan, termasuk Danzhou, Dongfang, Lingshui, dan Lingao, semuanya telah melaporkan lebih dari selusin kasus pada periode yang sama.

Seorang turis asing yang tinggal di China dan sedang berbulan madu di Sanya, mengatakan bahwa masalah tambahan bagi turis yang terdampar adalah kenaikan harga besar-besaran termasuk makanan. Selain itu tiket pesawat keluar dari Hainan juga melonjak.

Persediaan makanan di hotelnya juga kian menipis. “Kami berharap Sanya tidak akan berubah menjadi Shanghai yang lain,” kata turis yang menolak menyebutkan namanya itu.

Pengunjung domestik telah membuat industri pariwisata di Hainan tetap hidup melalui sebagian besar pandemi, tetapi penguncian yang tiba-tiba berisiko membuat turis enggan datang lagi. "Kami tidak akan pernah ingin kembali lagi," kata Zhou, yang sedang berlibur bersama enam anggota keluarga lainnya.

Pihak berwenang Sanya mengatakan bahwa turis yang terdampar dapat meninggalkan pulau itu mulai Sabtu depan, asalkan mereka telah melakukan lima tes COVID-19 dan memperoleh hasil negatif untuk semuanya. 

Baca: Kapal Perang China dan Taiwan Bermain 'Kucing dan Tikus'

ABC | REUTERS 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lonjakan Penyakit Pernapasan Cina Tidak Setinggi Masa Pra-Pandemik Covid-19

1 hari lalu

Seorang pria yang membawa seorang anak duduk di luar rumah sakit anak-anak di Beijing, Cina, 27 November 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Lonjakan Penyakit Pernapasan Cina Tidak Setinggi Masa Pra-Pandemik Covid-19

Sehubungan lonjakan penyakit pernapasan, WHO menegaskan tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam kasus-kasus baru-baru ini.


KCIC Klarifikasi Transaksi Bisnis Kereta Cepat: Sebagian Besar Dilakukan di Dalam Negeri

3 hari lalu

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa usai peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh di Stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta Bandung pada Senin, 2 Oktober 2023. TEMPO/Ninda Dwi Ramadhani
KCIC Klarifikasi Transaksi Bisnis Kereta Cepat: Sebagian Besar Dilakukan di Dalam Negeri

Kereta cepat Whoosh bukan sekadar proyek, melainkan hasil kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok.


Xiaomi Redmi K70 Dikonfirmasi akan Meluncur di China pada 29 November 2023

3 hari lalu

Redmi K70 Pro (Redmi)
Xiaomi Redmi K70 Dikonfirmasi akan Meluncur di China pada 29 November 2023

Seri Xiaomi Redmi K70 akan meliputi Redmi K70, Redmi K70 Pro, dan Redmi K70E.


Tablet Oppo Pad Air 2 Meluncur di China, Ini Spesifikasinya

4 hari lalu

Oppo Pad Air, smart cover dan stylus pen. (Gambar: Maria Fransisca Lahur)
Tablet Oppo Pad Air 2 Meluncur di China, Ini Spesifikasinya

Tablet Oppo Pad Air 2 hadir dengan layar berukuran 11 inci dan ditenagai chipset MediaTek Hello G99.


Alibaba Batalkan Festival 12.12 di Tengah Suramnya Konsumen China

4 hari lalu

Alibaba Batalkan Festival 12.12 di Tengah Suramnya Konsumen China

Menghadapi konsumen Tiongkok yang suram, Taobao Alibaba menggantikan belanja besar-besaran pada 12 Desember dengan acara baru.


Tentang Peningkatan Penyakit Pernapasan, Cina: Tidak Ditemukan Patogen Aneh

5 hari lalu

Ilustrasi WHO.  REUTERS/Dado Ruvic
Tentang Peningkatan Penyakit Pernapasan, Cina: Tidak Ditemukan Patogen Aneh

Data menunjukkan peningkatan penyakit pernapasan ini terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19 serta peredaran patogen yang biasa menyerang anak.


Ponsel Apple Keok dari Huawei & Xiaomi pada Volume Penjualan di Hari Jomblo China

5 hari lalu

Perayaan Hari Jomblo, di Nanjing, Jiangsu, Cina, 11 November 2014. TPG/Getty Images
Ponsel Apple Keok dari Huawei & Xiaomi pada Volume Penjualan di Hari Jomblo China

Volume penjualan ponsel Apple kalah dari Huawei dan Xiaomi pada Hari Jomblo Tiongkok.


Profil Sultan Ahmed Al Jaber, Pemimpin Perundingan Iklim COP28 yang Bos Minyak UEA

5 hari lalu

Pilot Andre Borschberg (kiri) dan Bertrand Piccard berpose dengan Sultan Ahmed al-Jaber (tengah), CEO Abu Dhabi Future Energy Company (MASDAR), setelah rampungnya misi keliling dunia Solar Impulse 2, di Abu Dhabi, UEA, 26 Juli 2016. Ini merupakan misi keliling dunia pertama dengan pesawat tanpa bahan bakar. REUTERS/Stringer
Profil Sultan Ahmed Al Jaber, Pemimpin Perundingan Iklim COP28 yang Bos Minyak UEA

Sultan Ahmed Al Jaber, CEO perminyakan Uni Emirat Arab dan pemimpin perundingan iklim COP28, dikenal memiliki reputasi yang kuat.


Ponsel Pintar Kelas Atas Realme GT 5 Pro Akan Dirilis

5 hari lalu

Realme GT5. gsmarena.com
Ponsel Pintar Kelas Atas Realme GT 5 Pro Akan Dirilis

Dalam waktu dekat realme akan mengenalkan ponsel pintar kelas atasnya, yaitu realme GT 5 Pro, yang merupakan hasil kolaborasi bersama dengan Qualcomm.


WHO Minta Cina Beri Informasi Mengenai Wabah Penyakit Pernapasan

5 hari lalu

Ilustrasi WHO.  REUTERS/Dado Ruvic
WHO Minta Cina Beri Informasi Mengenai Wabah Penyakit Pernapasan

WHO mengatakan ada laporan peningkatan kejadian penyakit pernafasan di negara tersebut.