TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Sabtu, 6 Agustus 2022, mengumumkan akan merombak kabinetnya minggu depan. Reshuffle kabinet ini diproyeksikan untuk mengatasi masalah yang meningkat termasuk ketegangan Taiwan, Covid-19, sampai langkah-langkah stimulus ekonomi untuk melawan inflasi.
"Kita perlu meluncurkan formasi baru sesegera mungkin dengan mempertimbangkan berbagai masalah," katanya dalam konferensi pers di Hiroshima setelah menghadiri peringatan 77 tahun bom atom pertama dunia di kota itu.
Natsuo Yamaguchi, pemimpin partai koalisi yang berkuasa, Komeito, mengatakan dalam konferensi pers Sabtu bahwa Kishida telah memberitahunya bahwa perombakan kabinet akan diumumkan pada Rabu.
Kishida tidak memberikan rincian perubahan kabinetnya. Akan tetapi Harian Yomiuri melaporkan sebelumnya bahwa ia kemungkinan akan menggantikan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, terkait dengan masalah kesehatannya. Sektor pertahanan menjadi sorotan dengan meningkatnya ketegangan antara Taiwan,yang memiliki pemerintahan sendiri, dan China dalam beberapa hari terakhir.
Pemerintahan Kishida juga menghadapi peningkatan pengawasan publik terhadap hubungan antara kelompok agama Unification Church dan anggota parlemen partai yang berkuasa, termasuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang terbunuh. Sedangkan, lonjakan Covid-19 di Jepang baru-baru ini ke rekor jumlah infeksi yang tinggi menimbulkan masalah lain bagi pemerintah.
Sementara, Japan Today mencatat inflasi di Jepang melampaui 2 persen yang ditargetkan oleh bank sentral. Angka itu jadi yang tertinggi sejak tujuh tahun. Pasar kerja mulai mengetat, ketika upah buruh mengalami stagnasi. Akibat realitas ekonomi tersebut, serikat pekerja bersiap-siap untuk menuntut gaji yang lebih tinggi lagi tahun depan.
Reshuffle yang akan datang muncul lebih awal dari perkiraan. Sebuah reorganisasi kabinet dan pejabat partai yang berkuasa dijadwalkan pada awal September, setelah upacara peringatan untuk Abe yang ditembak mati bulan lalu. Namun menurut Yomiuri, Kishida mengajukannya lebih cepat untuk mengatasi penurunan persetujuan untuk kabinet dalam jajak pendapat.
Adapun perombakan itu terjadi setelah pemerintah koalisi konservatif Kishida meningkatkan mayoritasnya di majelis tinggi parlemen dalam pemilihan Juli yang diadakan dua hari setelah kematian Abe. Kishi, 63, adik Abe, telah menjadi menteri pertahanan sejak September 2020.
Kantor berita Jiji melaporkan pada Jumat bahwa Menteri Keuangan Shunichi Suzuki akan dipertahankan, dan Menteri Perindustrian Koichi Hagiuda akan dipertahankan atau dipindahkan ke pos penting lainnya.
Yomiuri mewartakan soal reshuffle kabinet. Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dan Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, serta Wakil Presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa Taro Aso, dan Sekretaris Jenderal Toshimitsu Motegi juga kemungkinan akan mempertahankan posisi mereka.
Baca: Covid Naik, Karyawan Jepang Dilarang Ngobrol saat Makan Siang
REUTERS | JAPAN TODAY