TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pejuang Palestina di Gaza menembakkan puluhan roket ke Israel pada hari Jumat malam, 5 Agustus 2022, sebagai balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang komandan senior gerakan Jihad Islam Palestina.
Pihak berwenang Israel mengatakan serangan terjadi di daerah selatan dan tengah, sementara gambar yang disiarkan oleh stasiun televisi Israel menunjukkan sejumlah rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara. Di Tel Aviv, pusat ekonomi Israel, para saksi mata mengatakan mereka bisa mendengar ledakan tetapi tidak ada laporan tentang sirene.
Jihad Islam, sebuah kelompok militan dengan ideologi yang mirip dengan Hamas, gerakan Islam yang bertanggung jawab atas Gaza, mengatakan telah menembakkan lebih dari 100 roket pada hari Jumat ke kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv. Layanan ambulans Israel mengatakan tidak ada laporan korban jiwa.
Serangan itu terjadi lebih dari setahun setelah perang 11 hari antara Israel dan Hamas pada Mei 2021, yang menewaskan sedikitnya 250 orang di Gaza dan 13 di Israel dan membuat ekonomi daerah kantong yang diblokade itu hancur.
Sebelumnya, pejabat kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang anak berusia lima tahun, tewas dan 55 lainnya terluka dalam serangan udara Israel, yang terjadi setelah berhari-hari meningkatnya ketegangan menyusul penangkapan seorang pemimpin militan Palestina.
Baca Juga:
Seorang juru bicara Israel mengatakan serangan itu telah menewaskan komandan Jihad Islam Tayseer al-Jaabari dan sekitar 15 anggotanya, tetapi mengatakan militer tidak memiliki jumlah korban akhir.
"Israel melakukan operasi kontraterorisme yang tepat terhadap ancaman langsung," kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi di mana ia berjanji untuk melakukan "apa pun yang diperlukan untuk membela rakyat kami".
"Pertarungan kami bukan dengan rakyat Gaza. Jihad Islam adalah proksi Iran yang ingin menghancurkan Negara Israel dan membunuh warga Israel yang tidak bersalah," katanya.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah unggahan Twitter bahwa pesawat perangnya menargetkan markas Jihad Islam di Gaza yang "sangat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mengembangkan kemampuan militer."
Seorang pejabat Jihad Islam mengkonfirmasi bahwa al-Jaabari, yang digambarkan militer Israel sebagai koordinator utama antara Jihad Islam dan Hamas, telah tewas dalam serangan, yang menghantam beberapa sasaran di sekitar jalur padat penduduk itu.
Asap mengepul dari sebuah bangunan di mana al-Jaabari tampaknya terbunuh dan kaca serta puing-puing berserakan di seberang jalan di tengah suara ambulans yang melaju ke lokasi lain.
Ketika pelayat bersiap untuk mengadakan pemakaman korban serangan itu, ratusan orang yang memegang bendera Palestina, berbaris melalui jalan-jalan Gaza, sementara antrian terbentuk di luar toko roti dan supermarket ketika orang-orang menimbun makanan dan bahan pokok.
Serangan itu terjadi setelah Israel menangkap Bassam al-Saadi, seorang pemimpin senior kelompok Jihad Islam, dalam serangan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki awal pekan ini.
Israel kemudian menutup semua jalur di Gaza dan beberapa jalan di dekatnya karena kekhawatiran akan pembalasan dari kelompok itu, yang memiliki benteng di Gaza.