TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga yang marah di Kota Krugersdorp, Afrika Selatan, menyerang sekelompok penambang liar dengan parang, tongkat golf, dan palu setelah pemerkosaan massal pekan lalu yang mengejutkan negara itu.
Massa membakar kamp mereka di wilayah Kagiso Krugersdorp pada Kamis waktu setempat. Warga yang marah juga membarikade jalan dengan batu dan membakar ban selama protes terhadap kehadiran para penambang.
Massa menuding para penambang ilegal dari negara tetangga menyebabkan tingkat kejahatan yang tinggi di daerah tersebut.
Beberapa penambang ditelanjangi dan dicambuk oleh warga, sementara yang lain diusir dari kamp mereka dan dipukuli sebelum diserahkan kepada pihak berwenang. Polisi menjaga jarak dari massa dan menembakkan granat kejut dari helikopter untuk membubarkan massa.
“Kami ingin dukungan dari polisi karena para penambang liar meneror kami. Kami tidak bisa begitu saja berjalan-jalan di sekitar lingkungan pada malam hari karena mereka memperkosa kami,” kata Nhlanhla Felatsi yang ikut dalam protes tersebut seperti dilansir Al Jazeera.
Delapan model diperkosa pada 28 Juli lalu ketika kru televisi yang merekam video musik di tempat pembuangan tambang di kotapraja terdekat West Village diserang oleh orang-orang bersenjata berat. Seorang model diperkosa hingga 10 pria, sementara seorang model lain diperkosa 8 orang.
Menteri Kepolisian Bheki Cele mengatakan penambang informal – umumnya dikenal sebagai “zama-zamas” – kemungkinan berada di balik serangan yang mengejutkan itu.
Lebih dari 80 tersangka muncul di pengadilan pada Senin. Polisi mengatakan mereka sedang menganalisis bukti DNA dan menyelidiki 32 tuduhan pemerkosaan.
Namun, penduduk menuduh pemerintah setempat tidak bertindak meskipun ada peringatan bahwa penambang liar beroperasi di daerah itu menjadi bagian dari kejahatan yang lebih besar.
Krugersdorp, sebuah kota pertambangan di tepi barat Johannesburg, dihuni oleh geng-geng bersenjata yang berjuang untuk menguasai poros yang ditinggalkan untuk mengeksploitasi emas yang tersisa. Perdagangan tersebut diyakini didominasi oleh imigran yang masuk secara ilegal dari negara tetangga Lesotho, Zimbabwe dan Mozambik.
“Kami tidak hanya berperang melawan zama-zama, tetapi kami memerangi seluruh kejahatan. Polisi kita harus berdiri, polisi kita harus bertindak,” kata Kabelo Matlou, pejabat pemerintah setempat.
Serangan balasan oleh penduduk Krugersdorp terjadi pada saat Afrika Selatan mengalami lonjakan serangan xenofobia yang dipicu oleh penduduk setempat yang menyalahkan orang asing atas kejahatan di wilayah mereka.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengecam kelompok main hakim sendiri karena melecehkan dan menyerang migran. Ia menyamakan perilaku mereka dengan strategi yang diadopsi oleh rezim apartheid untuk menargetkan orang kulit hitam.
Baca juga: Delapan Model Diperkosa saat Syuting Video Musik di Afrika Selatan
SUMBER: AL JAZEERA