Seorang analis mengatakan bahwa pengumuman Pyongyang merupakan tujuan lain menarik perhatian Presiden Barack Obama dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang Taro Aso, dalam pembicaraan untuk menekan Korea Utara agar menyerah dalam program nuklir.
Juru bicara Departemen dalam Negeri Robert Wood mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Utara seharusnya fokus kepada komitmen dengan kerja negosiasi internasional mengenai senjata nuklir yang dimilikinya. “Intimidasi dan ancaman tidak menolong untuk mencoba mengatasi stabilitas regional,” ujar Wood.
Deklarasi Korea Utara yang hanya sehari dilontarkan sejak kepulangan Hillary Clinton dari perjalanannya ke Asia benar-benar sebagai aksi provokatif. “Korea Utara kembali melemparkan bola ke Amerika,” ujar Kim Yong-Hyun, profesor Universitas Dongguk Seoul. “Ini sebagai taktik untuk menekan Washington membuka negosiasi program nuklir Pyongyang.”
Sementara analis Koh Yu-hwan, yang juga dari Universitas Dongguk memprediksi Korea Utara akan melakukan peluncuran setelah pemilu parlemen 8 Maret dan pertemuan legislatif beberapa pekan kemudian untuk memilih Kim sebagai pemimpin lagi. Kim yang dilaporkan mengalami stroke akhir Agustus lalu, telah memimpin negara komunis itu dengan otoritas penuh.
AFP| AP| NUR HARYANTO