TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengunjungi Myanmar hari ini, Rabu, 3 Agustus 2022, untuk bertemu timpalannya Wunna Maung Lwin membahas beberapa isu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, saat jumpa pers pada Selasa, 2 Agustus 2022 mengkonfirmasi, Lavov juga akan bertemu dengan para pemimpin Myanmar.
Menurut Zakharova, kedua belah pihak berencana untuk membicarakan situasi terkini sampai prospek hubungan Rusia dan Myanmar. "Termasuk dialog politik, kerja sama perdagangan dan ekonomi, interaksi di bidang pertahanan dan keamanan, serta hubungan kemanusiaan," katanya seperti dikutip TASS.
"Soal isu-isu internasional dan regional juga akan dipertimbangkan," kata Zakharova menambahkan.
Belum lama ini, pemimpin Junta Myanmar, Min Aung Hlaing, mengunjungi Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip Reuters, Selasa, 12 Juli 2022, menyatakan, Moskow sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan dengan Myanmar.
"Pertemuan itu menegaskan disposisi bersama untuk secara konsisten membangun kerja sama multifaset antara militer kedua negara," bunyi pernyataan itu.
Media independen Myanmar Now, Rabu, 13 Juli 2022, melaporkan Min Aung Hlaing mengunjungi Rusia untuk memperkuat hubungan pertahanan dan ekonomi dengan negara itu di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk meminta pertanggungjawaban rezim kudeta Myanmar atas pelanggaran hak asasi yang sedang berlangsung.
Thomas Andrews, pakar hak asasi manusia PBB di Myanmar, mengatakan pada Februari bahwa Rusia telah memasok junta dengan drone, dua jenis jet tempur, dan dua jenis kendaraan lapis baja, satu dengan sistem pertahanan udara.
Kekacauan telah mencengkeram Myanmar sejak kudeta militer pada awal 2021 yang mengakhiri satu dekade pemerintahan demokrasi. Manuver politik junta memicu protes bahwa pasukan junta melakukan tekanan pada masyarakat dengan kekuatan mematikan. Sejumlah tokoh oposisi membentuk kekuatan rakyat dan mengangkat senjata di sejumlah daerah.
Sekitar satu pekan lalu, rezim militer Myanmar juga mengundang kecaman internasional setelah mengeksekusi empat aktivis pro-demokrasi. Junta memvonis hukuman mati bagi mantan legislator Phyo Zeya Thaw, aktivis demokrasi Kyaw Min Yu, Aung Thura Zaw, dan Hla Myo dalam persidangan tertutup pada Januari.
Dikonfirmasi oleh rezim militer Senin, 25 Juli 2022, putusan itu telah diterapkan. Orang-orang itu dituduh membantu melawan militer, yang merebut kekuasaan dalam kudeta Februari 2021.
Juru Bicara Junta Myanmar Zaw Min Tun mengatakan orang-orang itu hanya diberi proses hukum. Ia bersikeras bahwa mereka yang dieksekusi bukanlah aktivis demokrasi, namun para pembunuh yang pantas menerima vonis tersebut.
TASS, REUTERS