Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

image-gnews
Saddam Hussein (REUTERS)
Saddam Hussein (REUTERS)
Iklan

TEMPO.CO, Baghdad -Kuwait yang notabene merupakan negara tetangga, menjadi sasaran invasi Irak yang kala itu dipimpin oleh Presiden Saddam Husein. Tercatat invasi tersebut berlangsung kurang dari setahun, yakni mulai 2 Agustus 1990 dan berakhir pada 28 Februari 1991. Kelak kemudian hari dikenal sebagai Perang Teluk I.

Bermula dari sejak 18 Juli 1990, ketegangan kedua negara tersebut memanas. Hal itu tak terlepas dari tuduhan Irak yang mengklaim bahwa Kuwait telah mencuri minyak dari ladang minyak di Rumalia serta melanggar batas wilayahnya.

Saddam Hussein yang pada masa itu menjadi pemimpin Irak menuntut ganti rugi sebesar $ 2,4 miliar atau sebesar Rp 35 triliun dari Kuwait. Sementara Kuwait mengatakan sebaliknya, bahwa Irak telah berusaha mengebor sumur minyak di wilayahnya.

Saling klaim inilah yang kemudian berkembang menjadi salah satu perselisihan yang paling kompleks di perbatasan kedua negara. Hal itu juga yang terus menjadi pokok pertikaian sejak kemerdekaan Kuwait pada tahun 1961.

Selain konflik di perbatasan, Irak juga menuduh Kuwait membanjiri pasar dengan minyak sehingga membuat harga minyak mentah dunia anjlok. Upaya Liga Arab dan Arab Saudi untuk menengahi penyelesaian krisis menjumpai kegagalan dan pembicaraan ditunda pada 1 Agustus 1990.

Hari Berdarah di Kuwait City

Meskipun masih berlangsung upaya melalui komunikasi, keesokan harinya pada tanggal 2 Agustus 1990 pasukan Irak langsung menyerang.

"Pasukan Irak pada jam 2 pagi waktu setempat mulai melanggar wilayah perbatasan utara kami, memasuki wilayah Kuwait dan menduduki posisi di Kuwait" demikian siaran berita oleh Radio Kuwait yang didokumentasikan dalam buletin beritanya. Berita radio ini diiringi latar belakang suara musik patriotik dan seruan kepada warga Kuwait supaya "mempertahankan tanah, gurun dan bukit pasir mereka.”

Konflik bersenjata antara tentara Kuwait dan Irak pun pecah di Kuwait City. Pasukan Kuwait yang kala itu hanya berkekuatan 16.000 orang bukan tandingan dari 100.000 pasukan Irak dengan 300 tank.

Pagi itu, ibu kota Kuwait jatuh ke genggaman Irak dan Kepala Negara Kuwait Sheikh Jaber al-Ahmad Al-Sabah mengungsi ke Arab Saudi. Bahkan saudara lelakinya yang bernama Fahd ikut terbunuh saat pasukan Irak merebut istana.

Tanggapan Internasional

Komunitas internasional beramai-ramai mengecam peristiwa tersebut. Harga minyak melambung di pasar internasional. Dalam sebuah pertemuan darurat, Dewan Keamanan PBB menuntut agar seluruh pasukan Irak di Kuwait segera ditarik, tanpa syarat. Washington pun membekukan aset Irak di AS dan anak perusahaannya di luar negeri, bersama dengan aset milik Kuwait guna mencegah kemungkinan Baghdad mengambil untung dari aset tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan Uni Soviet yang saat itu menjadi pemasok senjata utama ke Irak pun menghentikan pengirimannya.

6 Agustus 1990, Dewan Keamanan PBB memberlakukan sejumlah embargo seperti di bidang perdagangan, keuangan, dan militer terhadap Irak. Dua hari berselang, Presiden AS George H.W. Bush mengumumkan bahwa negaranya akan mengirim pasukan ke Arab Saudi.

Operasi Badai Gurun

Pada 29 November 1990, Dewan Keamanan PBB mengizinkan penggunaan "semua sarana yang diperlukan" untuk memaksa Irak keluar dari Kuwait secara sukarela hingga 15 Januari 1991. Namun, Baghdad menolak ultimatum tersebut.

Bertepatan pada 17 Januari, pasca seluruh inisiatif diplomatik gagal. AS memimpin “Operasi Badai Gurun” yang dimulai dengan pengeboman intensif di Irak dan Kuwait. Pada 24 Februari 1991, Presiden George Bush mengumumkan dilangsungkannya serangan darat.

Selama berminggu-minggu, koalisi sejumlah negara yang dipimpin AS menempatkan lebih dari 900.000 tentara mereka di kawasan yang bertikai. Sebagian besar pasukan ditempatkan di perbatasan Arab Saudi dan Irak.

Pasukan sekutu bergerak cepat dan dapat mencapai gencatan senjata dengan Irak hanya dalam waktu 100 jam. Bush mengumumkan pembebasan Kuwait pada 27 Februari dan berakhirnya pertikaian pada hari berikutnya. Irak kalah telak dan menerima semua resolusi PBB. Namun nasi sudah jadi bubur, Kuwait terlanjur hancur, dijarah, dan setidaknya 750 sumur minyak telah terbakar.

Krisis ini berakibat pecahnya negara-negara Arab. Tentara Mesir dan Suriah mengambil bagian dalam koalisi, tetapi dikecam oleh negara-negara Arab lainnya.

Lebih dari satu dekade kemudian, yaitu pada tahun 2003, Kuwait gantian berfungsi sebagai jembatan Perang Teluk II oleh pasukan Amerika Serikat dan Barat menyerbu ke Irak untuk kemudian menggulingkan Saddam Hussein. Dalihnya, Washington menuding Baghdad tengah mengembangkan senjata pemusnah massal. 

DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki, dan Sosok Saddam Hussein

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

2 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

4 hari lalu

Anggota Pasukan Khusus Irak melakukan operasi militer 'Solid Will', saat melawan militan ISIS di gurun Anbar, Irak 23 April 2022. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Ledakan mengguncang pangkalan militer Irak, sehari setelah klaim bahwa Iran diserang Israel.


Piala Asia U-23 2024: Kunci Kemenangan Timnas U-23 Vietnam atas Kuwait 3-1

6 hari lalu

Logo Piala Asia U-23. Istimewa
Piala Asia U-23 2024: Kunci Kemenangan Timnas U-23 Vietnam atas Kuwait 3-1

Timnas U-23 Vietnam berhasil menuai poin penuh pada laga perdana di Grup D Piala Asia U-23 2024.


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

9 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

9 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengangkat Alquran saat berpidato di Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. REUTERS/Mike Segar
Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

Serangan Iran sebagai balasan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus. Berikut Presiden Iran dari masa ke masa.


Irak Kirim 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza dan Tawarkan Bantuan Medis

17 hari lalu

Warga Palestina mengantri untuk membeli roti di tengah kekurangan pasokan makanan dan bahan bakar, saat konflik antara Israel dan Hamas di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 22 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Irak Kirim 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza dan Tawarkan Bantuan Medis

Irak pada Minggu setuju untuk mengirim 10 juta liter bahan bakar ke Jalur Gaza demi mendukung rakyat Palestina


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

28 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Target Kemenangan atas Irak Bukan Misi Mustahil Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

29 hari lalu

Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. PSSI
Target Kemenangan atas Irak Bukan Misi Mustahil Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia menunjukkan performa apik saat meraih kemenangan telak atas Vietnam dalam lanjutan Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.


AS Akui Tidak Beri Peringatan terhadap Irak sebelum Serangan Jumat

6 Februari 2024

Pesawat pengebom B-1B Angkatan Udara AS, jet tempur F-16, dan F-35A Angkatan Udara Korea Selatan mengambil bagian dalam latihan udara bersama, Korea Selatan, 19 Maret 2023. Kementerian Pertahanan Korea Selatan/Handout via REUTERS
AS Akui Tidak Beri Peringatan terhadap Irak sebelum Serangan Jumat

AS mengakui pihaknya tidak memberikan pemberitahuan kepada Irak tentang serangan tersebut meskipun ada klaim sebelumnya.


Top 3 Dunia: DK PBB Bahas Perang AS - Irak, Media Asing Soroti Prabowo

5 Februari 2024

Suasana salah satu sidang DK PBB. Reuters
Top 3 Dunia: DK PBB Bahas Perang AS - Irak, Media Asing Soroti Prabowo

Top 3 dunia adalah DK PBB menggelar sidang darurat bahas perang AS - Irak, media asing soroti jabatan ganda Prabowo, Zelensky pecat komandan perang.