TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mengatakan bahwa usianya yang semakin tua dan kesulitannya berjalan telah mengantarkan fase baru kepausannya yang lebih lambat. Ia pun menegaskan akan siap untuk mengundurkan diri suatu hari jika masalah kesehatan yang serius menghambatnya menjalankan Gereja.
"Saya rasa saya tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan ritme yang sama seperti sebelumnya," katanya menjawab pertanyaan wartawan di atas pesawat yang kembali ke Roma dari perjalanan selama seminggu di Kanada, Sabtu, 30 Juli 2022.
Selama beberapa bulan terakhir Francis, 85 tahun, menggunakan kursi roda, tongkat atau alat bantu jalan karena nyeri lutut yang disebabkan oleh patah tulang dan ligamen yang meradang.
Dia berjalan dengan tongkat ke kabin belakang tempat para reporter, tetapi duduk di kursi roda untuk konferensi pers selama 45 menit, pertama kali dia melakukannya dalam 37 perjalanan internasionalnya sejak dia terpilih sebagai paus di 2013.
“Saya pikir pada usia saya dan dengan keterbatasan ini saya harus sedikit berusaha agar dapat melayani Gereja, atau memutuskan untuk minggir,” kata Paus Fransiskus.
Perjalanan ke Kanada, yang berpusat pada permintaan maafnya atas peran Gereja di sekolah asrama untuk mengasimilasi anak-anak pribumi, dilakukan dengan lebih lambat daripada di masa lalu, yakni hanya dua acara sehari dan waktu istirahat panjang.
Francis mengatakan dia lebih suka tidak menjalani operasi pada lututnya karena dia tidak ingin terulangnya efek samping negatif jangka panjang dari anestesi yang dideritanya setelah operasi usus setahun lalu.
“Namun saya akan berusaha untuk terus melakukan perjalanan agar bisa dekat dengan masyarakat karena itu adalah cara melayani,” ujarnya.
Dia menunjukkan bahwa dia pertama-tama akan melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang telah dia janjikan untuk dikunjungi, seperti Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, Lebanon dan mungkin Kazakhstan sebelum memutuskan perjalanan selanjutnya.
"Saya memiliki semua niat baik tetapi kita harus melihat apa yang dikatakan kaki itu," katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan ini, Francis mengatakan dia tidak berniat mengundurkan diri segera.
Dia sering mengatakan bahwa dia bisa mengikuti jejak Paus Benediktus, yang pada tahun 2013 menjadi paus pertama dalam 600 tahun yang mengundurkan diri.
"Ini, sejujurnya, bukan bencana. Bisa ada pergantian Paus, tidak ada masalah dengan itu," katanya.
"Pintunya terbuka. Itu adalah salah satu opsi normal. Sampai hari ini, saya tidak menggunakan pintu itu. Saya tidak berpikir perlu memikirkan kemungkinan ini tetapi itu tidak berarti bahwa lusa, jangan mulai memikirkannya," katanya.
“Perjalanan ini sedikit ujian. Memang benar saya tidak bisa melakukan perjalanan dalam kondisi seperti ini. Mungkin gayanya harus berubah, melakukan perjalanan lebih sedikit, melakukan perjalanan yang telah saya janjikan. Tapi Tuhan yang memutuskan. Pintunya terbuka," katanya.
Reuters