TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Senat Amerika Serikat pada Rabu, 27 Juli 2022, meloloskan Rancangan Undang-undang (RUU) untuk mensubsidi industri semikonduktor dalam negeri. Lewat subsidi ini, diharapkan perusahaan-perusahaan bidang semikonduktor bisa bersaing dengan Cina dan mengisi kekurangan semikonduktor, yang dibutuhkan kendaraan, senjata, mesin-mesin dan video games.
Setelah disahkan Senat, DPR berencana melakukan pemungutan suara untuk RUU tersebut. Jika akhirnya disahkan seperti yang diharapkan, maka Presiden Amerika Serikat Joe Biden bisa menanda-tanganinya menjadi undang-undang pada awal pekan depan.
Ilustrasi industri semikonduktor. semiconductor.com
RUU yang dinamai RUU Chips and Science akan memberikan pendanaan USD 52 miliar (Rp 775 triliun) dalam bentuk subsidi untuk produksi semikonduktor dan investasi kredit pajak untuk pabrik-pabrik chip yang diperkirakan menyedot dana USD 24 miliar (Rp 358 trilun).
RUU ini juga menyetujui pengucuran dana lebih dari USD 170 miliar (Rp 2.534 triliun) dalam tempo lima tahun demi mendorong penelitian oleh ilmuwan Amerika Serikat agar bisa bersaing lebih baik dengan Cina. Akan tetapi, Kongres masih perlu meloloskan RUU terpisah untuk pengalokasian dana – dana investasi tersebut.
“Undang-undang ini akan menciptakan lapangan kerja dengan bagus, meringankan rantai pasokan dan membantu menurunkan biaya serta akan melindungi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat,” kata Ketua mayoritas Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer.
Anggota Senat Mark Warner mengatakan RUU ini akan membantu pendanaan 10 – 15 pabrik-pabrik semikonduktor.
“Jika kita tidak melakukan ini, maka tidak akan ada manufaktur semikonduktor buatan dalam negeri yang pernah dibangun di negara ini,” kata Warner.
Muncul pula selentingan kalau Cina telah melakukan lobi agar RUU ini ditentang. Kedutaan Besar Cina di Washington membantah hal ini.
“Ini adalah hari yang buruk bagi Presiden Cina Xi Jinping dan Partai Komunis Cina. Raksasa yang tertidur, akhirnya bangun untuk menantang apa yang kita hadapi, yakni Cina,” kata anggota Senat John Cornyn.
Sumber: Reuters
Baca juga: Laba Operasional Nissan Kuartal I 2022 Turun 14 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.