TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan siap jika harus berperang melawan Amerika Serikat. Korea Utara juga siap mengerahkan senjata nuklirnya.
Pernyataan keras itu disampaikan Kim Jong Un di Hari Kemenangan pada Rabu, 27 Juli 2022. Hari itu menandai menandai gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran dalam Perang Korea.
“Angkatan bersenjata Korea Utara benar-benar siap menanggapi krisis apa pun, dan kami juga sepenuhnya siap memobilisasi kekuatan nuklir dengan setia, akurat, dan segera ke misinya,” kata Kim Jong Un dikutip oleh media pemerintah KCNA.
Pidato itu muncul setelah para pejabat di Seoul dan Washington mengatakan Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Korea Utara kemungkinan akan menghadapi sanksi yang lebih kuat, termasuk langkah-langkah yang bertujuan membatasi kemampuan serangan sibernya jika melanjutkan uji coba nuklirnya, menurut menteri luar negeri Korea Selatan pada Rabu.
Dalam pidatonya, Kim Jong Un mengatakan bahwa AS dan Korea Selatan terus memusuhi Korea Utara 70 tahun setelah Perang Korea berakhir. Keduanya juga berusaha membenarkan perilakunya itu.
Pada peringatan Hari Kemenangan itu, Kim Jong Un yang mengenakan kemeja putih tersenyum saat berjabat tangan dengan sekelompok veteran Perang Korea.
Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, mengatakan pidato Kim Jonng Un di Hari Kemenangan adalah upaya meningkatkan kebanggaan nasional dalam menghadapi keberhasilan pembangunan pasca-gencatan senjata Korea Selatan. “Kim Jong Un beretorika dengan menggelembungkan ancaman eksternal untuk membenarkan rezimnya yang fokus secara militer namun masih berjuang secara ekonomi,” katanya dalam email.
“Program nuklir dan rudal Korea Utara melanggar hukum internasional, tetapi Kim menggambarkan penumpukan senjatanya itu sebagai upaya untuk membela diri.”
Korea Utara telah lama menuduh AS melakukan standar ganda terhadap kegiatan militer. Kebijakan AS juga disebut memusuhi Pyongyang.
Kim Jong Un juga mengutuk pemerintahan baru Korea Selatan di bawah Presiden Yoon Suk-yeol. Ia mengatakan setiap upaya melumpuhkan negaranya akan mendapat tanggapan keras dan pemusnahan.
"Saya sekali lagi menjelaskan bahwa Korea Utara sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat," kata Kim.
Korea Utara telah melakukan sejumlah tes senjata pada 2022. Pada Januari, Korea Utara melakukan uji coba rudal hipersonik dan meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM). Rudal itu dapat membawa senjata nuklir taktis.
AL JAZEERA